kompetensi 2
indikator 2 : peran virus, archaebacteria, dan eubacteria bagi kehidupan
virus
Virus sering disebut sebagai peralihan antara makhluk hidup dan benda mati. Hal ini dikarenakan virus menunjukkan ciri makhluk hidup yakni dapat bereproduksi, tapi mengkristal seperti benda mati jika berada di lingkungan luar. Virus berasal dari bahasa Latin yang berarti racun karena sifatnya seringkali merugikan.
Ciri-ciri Virus:
Ciri-ciri Virus:
- Bersifat aseluler: cirus tidak memiliki sitoplasma dan organel seperti sel, tapi hanya asam nukleat yang diselubungi protein.
- Berukuran renik: Virus sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskip elektron. Ukuran virus adalah antara 2-300 milimikron.
- Memiliki salah satu asam nukleat: Virus tersusun datas RNA saja atau DNA saja.
- Tubuh diselubungi selubung protein: Asam nukleat virus diselubungi selubung protein yang disebut kapsid.
- Hanya dapat hidup dan berkembang biak di makhluk hidup yang menjadi inangnya. Virus bersifat parasite obligat sehingga tidak bisa melakukan metabolisme sendiri. Oleh sebab itu, virus hanya dapat melakukan reproduksi dan metabolisme jika ia berada dalam tubuh inangnya.
- Dapat mengkristal: Virus dapat dikristalkan sebagaimana benda mati dan dapat dicairkan hingga aktif kembali.
Struktur Tubuh Virus
Kepala virus berisi asam nukleat yakni DNA atau RNA untuk mengatur kegiatan virus. Asam nukleat diselubungi kapsid (selubung protein) yang tersusun atas unit-unit protein bernama kapsomer. Kapsid berfungsi melindungi virus.
Ekor tidak dimiliki seluruh jenis virus. Ekor berfungsi sebagai tabung yang merupakan jalan lewat asam nukleat saat menginfeksi inang. Bagian dasar ekor (jarum penusuk) berperan dalam pelekatan virus ke inangnya.
Virus memiliki bentuk yang beragam antara lain batang, bola, jarum, oval, kotak, dan bentuk T (untuk bakteriofage – virus yang menyerang bakteri)
Kepala virus berisi asam nukleat yakni DNA atau RNA untuk mengatur kegiatan virus. Asam nukleat diselubungi kapsid (selubung protein) yang tersusun atas unit-unit protein bernama kapsomer. Kapsid berfungsi melindungi virus.
Ekor tidak dimiliki seluruh jenis virus. Ekor berfungsi sebagai tabung yang merupakan jalan lewat asam nukleat saat menginfeksi inang. Bagian dasar ekor (jarum penusuk) berperan dalam pelekatan virus ke inangnya.
Virus memiliki bentuk yang beragam antara lain batang, bola, jarum, oval, kotak, dan bentuk T (untuk bakteriofage – virus yang menyerang bakteri)
Reproduksi Virus
b) Penetrasi: Setelah virus menempel, terbentuk lubang yang menghubungkan virus dengan sel inang. Terjadilah perpincahan asam nukleat virus kedalam sel bakteri.
c) Replikasi: virus akan menggandakan dirinya sendiri setelah sebelumnya merusak DNA inang dan mengambil perannya. Virus bereplikasi berulang kali sehingga terbentuk banyak molekul DNA virus.
d) Sintesis: Virus akan membentuk selubung protein yang baru dengan menyintesis protein virus menggunakan ribosom inang. Kini komponen-komponen virus telah terbentuk.
e) Perakitan Komponen-komponen virus yang telah terbentk akan dirakit menjadi virus-virus baru yang utuh.
f) Lisis: Setelah virus baru terbentuk, virus-virus ini akan keluar dari dinding sel dan melisiskan dinding sel inang dan kemudian siap menginfeksi sel inang lainnya.
b) Replikasi: Profag akan ikut membelah saat sel inangnya membelah diri sehingga dari satu sel inang akan didapatkan dua sel anak yang terdapat profag.
Peran Virus
Umumnya virus memiliki peran yang merugikan karena menyebabkan penyakit. Peran virus adalah sebagai berikut:
b) H5N1 penyebab flu burung
c) HIV penyebab AIDS
d) Rubella penyebab campak
e) Hepatitis penyebab penyakit hepatitis A, B, C, D, E
f) Virus ebola penyebab ebola
g) Poliovirus penyebab poio
h) Herpesviridae penyebab herpes simplex
i) Coronavirus penyebab SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)
j) Paramyxovirus penyebab gondongan
2. Virus pada Tumbuhan
a) Tobacco Mosaic Virus (TMV) menyebabkan penyakit mosaic pada tumbuhan tembakau, kacang, kedelai, tomat, dan kentang, Virus menyebabkan timbulnya bercak kuning pada daun.
b) Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) merupakan penyakit pada tanaman jeruk yang menyebabkan kerusakan pada phloem
c) Turnip Yellow Mosaic Virus (TYMV) menyebabkan daun menggulung pada tumbuhan tembakau, kapas, dan lobak
d) Virus tungro disebabkan oleh hama wereng yang menyerang tumbuhan padi
3. Virus pada Hewan
a) Virus penyebab sakit mulut dan kuku pada ternak sapid an kerbau (foot and mouth disease)
b) Rhabdovirus penyebab rabies pada anjing dan kucing
c) Virus penyebab tetelo pada ayam (Newcastle Disease)
d) Avian Influenza Virus penyebab flu burung pada unggas
Kemampuan virus untuk menyisipkan DNA pada kromosom bakteri juga memberikan manfaat bagi manusia yaitu teknik rekayasa DNA dalam teknologi rekombinasi DNA.
- Fase Daur Litik
b) Penetrasi: Setelah virus menempel, terbentuk lubang yang menghubungkan virus dengan sel inang. Terjadilah perpincahan asam nukleat virus kedalam sel bakteri.
c) Replikasi: virus akan menggandakan dirinya sendiri setelah sebelumnya merusak DNA inang dan mengambil perannya. Virus bereplikasi berulang kali sehingga terbentuk banyak molekul DNA virus.
d) Sintesis: Virus akan membentuk selubung protein yang baru dengan menyintesis protein virus menggunakan ribosom inang. Kini komponen-komponen virus telah terbentuk.
e) Perakitan Komponen-komponen virus yang telah terbentk akan dirakit menjadi virus-virus baru yang utuh.
f) Lisis: Setelah virus baru terbentuk, virus-virus ini akan keluar dari dinding sel dan melisiskan dinding sel inang dan kemudian siap menginfeksi sel inang lainnya.
- Fase Daur Lisogenik
b) Replikasi: Profag akan ikut membelah saat sel inangnya membelah diri sehingga dari satu sel inang akan didapatkan dua sel anak yang terdapat profag.
Peran Virus
Umumnya virus memiliki peran yang merugikan karena menyebabkan penyakit. Peran virus adalah sebagai berikut:
- Virus pada manusia
b) H5N1 penyebab flu burung
c) HIV penyebab AIDS
d) Rubella penyebab campak
e) Hepatitis penyebab penyakit hepatitis A, B, C, D, E
f) Virus ebola penyebab ebola
g) Poliovirus penyebab poio
h) Herpesviridae penyebab herpes simplex
i) Coronavirus penyebab SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)
j) Paramyxovirus penyebab gondongan
2. Virus pada Tumbuhan
a) Tobacco Mosaic Virus (TMV) menyebabkan penyakit mosaic pada tumbuhan tembakau, kacang, kedelai, tomat, dan kentang, Virus menyebabkan timbulnya bercak kuning pada daun.
b) Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) merupakan penyakit pada tanaman jeruk yang menyebabkan kerusakan pada phloem
c) Turnip Yellow Mosaic Virus (TYMV) menyebabkan daun menggulung pada tumbuhan tembakau, kapas, dan lobak
d) Virus tungro disebabkan oleh hama wereng yang menyerang tumbuhan padi
3. Virus pada Hewan
a) Virus penyebab sakit mulut dan kuku pada ternak sapid an kerbau (foot and mouth disease)
b) Rhabdovirus penyebab rabies pada anjing dan kucing
c) Virus penyebab tetelo pada ayam (Newcastle Disease)
d) Avian Influenza Virus penyebab flu burung pada unggas
Kemampuan virus untuk menyisipkan DNA pada kromosom bakteri juga memberikan manfaat bagi manusia yaitu teknik rekayasa DNA dalam teknologi rekombinasi DNA.
archaebacteria
Kingdom ini memiliki ciri umum berukuran renik, tidak memiliki membran inti sel (prokariotik), protoplasma tidak terdiferensiasi, memiliki lapisan lendir, dinding sel, membran plasma, sitoplasma, kromosom, dan ribosom. Archaebacteria berkembang biak dengan pembelahan biner, pembentukan tunas, dan fragmentasi. Archaebacteria dibagi menjadi tiga kelompok utama:
a) Metanogen
Bakteri metanogen menggunakan H2 untuk mereduksi CO2 menjadi gas metana (CH4). Metanogen bersifat anaerob dan kemosintetik. Habitat metanogen adalah lingkungan tanpa oksigen, misalnya di lumpur, rawa, dan perut hewan seperti saluran pencernaan sapi. Metabolisme metanogen menghasilkan gas metana yang disebut juga sebagai biogas (contoh: Methanobacterium)
b) Halofilik Ekstrem
Bakteri halofilik ekstrem hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi, seperti danau air asin, tambak laut, atau laut mati. Koloni bakteri halofilik ekstrem menghasilkan pigmen berwarna merah ungu, yaitu Bakteriorodopsin. (contoh: Halobacterium halobium, hidup di tambak laut)
c) Termofilik Ekstrem
Bakteri termofilik ekstrem hidup di lingkungan bersuhu tinggi dan asam. Suhu optimum lingkungan untuk bakteri termofilik berkisar 60-80 oC. Derajat keasaman bakteri ini bisa mencapai pH<2. Archaebacteria jenis ini hidup dengan mengoksidasi sulfur. (contoh: Sulfolobus).
Peran archaebacteria
Archaebacteria berperan membantu dalam pencernaan makanan hewan memamah biak. Enzim dari Archaebacteria juga diberikan pada detergen atau sabun cuci untuk meningkatkan kemampuan pada suhu pH tinggi. Pembuatan biogas juga memanfaatkan bakteri metanogen. Beberapa jenis archaebacteria digunakan untuk mengatasi pencemaran misalnya pencemaran minyak di laut. Belum ditemukan adanya bakteri archaebacteria yang menyebabkan penyakit pada manusia.
a) Metanogen
Bakteri metanogen menggunakan H2 untuk mereduksi CO2 menjadi gas metana (CH4). Metanogen bersifat anaerob dan kemosintetik. Habitat metanogen adalah lingkungan tanpa oksigen, misalnya di lumpur, rawa, dan perut hewan seperti saluran pencernaan sapi. Metabolisme metanogen menghasilkan gas metana yang disebut juga sebagai biogas (contoh: Methanobacterium)
b) Halofilik Ekstrem
Bakteri halofilik ekstrem hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi, seperti danau air asin, tambak laut, atau laut mati. Koloni bakteri halofilik ekstrem menghasilkan pigmen berwarna merah ungu, yaitu Bakteriorodopsin. (contoh: Halobacterium halobium, hidup di tambak laut)
c) Termofilik Ekstrem
Bakteri termofilik ekstrem hidup di lingkungan bersuhu tinggi dan asam. Suhu optimum lingkungan untuk bakteri termofilik berkisar 60-80 oC. Derajat keasaman bakteri ini bisa mencapai pH<2. Archaebacteria jenis ini hidup dengan mengoksidasi sulfur. (contoh: Sulfolobus).
Peran archaebacteria
Archaebacteria berperan membantu dalam pencernaan makanan hewan memamah biak. Enzim dari Archaebacteria juga diberikan pada detergen atau sabun cuci untuk meningkatkan kemampuan pada suhu pH tinggi. Pembuatan biogas juga memanfaatkan bakteri metanogen. Beberapa jenis archaebacteria digunakan untuk mengatasi pencemaran misalnya pencemaran minyak di laut. Belum ditemukan adanya bakteri archaebacteria yang menyebabkan penyakit pada manusia.
eubacteria
Eubakteria beranggotakan organisme yang biasa disebut sebagai bakteri. Kingdom ini memiliki ciri umum berukuran renik (5-10 mikron), tidak memiliki membran inti sel (prokariotik), protoplasma tidak terdiferensiasi, memiliki lapisan lendir, dinding sel, membran plasma, sitoplasma, kromosom, dan ribosom. Eubacteria berkembang biak dengan pembelahan biner, pembentukan tunas, dan fragmentasi.
Bentuk Bakteri
Selain bentuk, letak dan jumlah flagellata juga berbeda-beda. Berdasarkan letak dan jumlah flagellata, bakteri dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
Bentuk Bakteri
Selain bentuk, letak dan jumlah flagellata juga berbeda-beda. Berdasarkan letak dan jumlah flagellata, bakteri dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
- Monotrik: memiliki satu flagellum di salah satu ujungnya
- Lofotrik: pada salah satu ujungnya memiliki beberapa flagellata
- Amfitrik: masing-masing ujung memiliki satu flagellum
- Peritrik: seluruh tubuh diselubungi flagela
Struktur Bakteri
Kapsul : lapisan lender bagian terluar bakteri yang berfungsi sebagai pertahanan diri
Dinding sel : tersusun dari peptidoglikan yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam sel dan memberikan bentuk tubuh. Struktur penyusun dinding sel membuat bakteri bisa dikelompokkan menjadi bakteri gram positif (apabila berwarna ungu bila diberi pewarna gram) atau gram negative (apabila bewarna merah muda bila diberi pewarna gram)
Membran plasma : tersusun dari fosfolipid dan protein, bersifat permeable, berfungsi sebagai alat transport zat dari luar ke dalam sel
Flagelum (jamak: flagella) : berfungsi sebagai alat gerak
Pilus (jamak: pili) : berfungsi sebagai alat untuk melekat ke permukaan, berguna saat reproduksi seksual (konjugasi)
Plasmid : DNA nonkromosom yang berbentuk melingkar dan dapat berpindah ke bakteri lainnya.
DNA : substansi genetis bakteri yang berada dalam sitoplasma
Ribosom : berperan dalam sintesis protein
Reproduksi Bakteri
a) Konjugasi : pertukaran materi genetus melalui penghubung atau tabung konjugasi. Terjadi penggabungan sitoplasma (plasmogami)
b) Transformasi : perpindahan plasmid dari satu sel ke sel yang lain
c) Transduksi : perpindahan materi genetis melalui perantara bakteriofage
Cara Hidup Bakteri
Berdasarkan cara memperoleh makanannya bakteri dibedakan menjadi:
a) Bersifat saprofit: memperoleh makanan dari sisa-sisa makhluk hidup (contoh: Eschericia Coli berperan dalam pembusukan makanan di saluran pencernaan manusia)
b) Bersifat parasite: memperoleh makanan dari makhluk hidup lain dan bersifat merugikan bagi makhluk hidup tersebut (contoh: Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC)
2. Bakteri Autotrof
Bakteri ini dapat mensintesis makanan dari substansi anorganik. Dibedakan menjadi:
a) Fotoautotrof: melakukan fotosintesis (contoh: Rhodobacter sp.)
b) Kemoautotrof: melakukan kemosintesis (contoh: Ferrobacillus ferrooxidans)
Berdasarkan kebutuhan oksigennya, bakteri dibedakan menjadi:
Peran Bakteri
Peran yang bermanfaat antara lain:
b) Rhizobium radicicola
c) Azotobacter
d) Rhodospirillum rubrum
e) Clostridium pasteurianum
Rhizobium leguminosarum dan Rhizobium radicicola bersimbiosis dengan tanaman Leguminosae (kacang-kacangan). Sementara itu, Azotobacter, Rhodospirillum rubrum, dan Clostridium pasteurianum hidup secara bebas.
Peran yang merugikan:
- Parasit pada manusia:
a) Salmonella typhosa: penyakit tifus
b) Mycobacterium tuberculosis: penyebab TBC
c) Treponema pallidum: penyakit sifilis
d) Shigella dysentriae: penyakit disentri
e) Diplococcus pneumonia: penyakit radang paru-paru
- Parasit pada tumbuhan
a) Pseudomonas catteleyae: penyebab penyakit pada anggrek
b) Pseudomonas solanacearum: penyebab penyakit layu pembuluh pada tanaman kentang, karet, tembakau, tomat, dan kacang tanah
c) Xanthomonas citri: kanker pada batang jeruk
d) Erwinia tracheiphila: penyakit busuk daun pada labu
- Parasit pada hewan
a) Bacillus anthracis: penyebab penyakit antraks
b) Mycobacterium avium: penyebab penyakit pada unggas
c) Balantidium coli: bengkak pada rahang sapi
Ganggang Hijau-Biru (Cynanobacteria)
Cyanobacteria atau ganggang hijau-biru termasuk dalam kelompok bakteri dengan ciri-ciri berikut:
Ganggang hijau biru bereproduksi dengan cara sebagai berikut:
Kapsul : lapisan lender bagian terluar bakteri yang berfungsi sebagai pertahanan diri
Dinding sel : tersusun dari peptidoglikan yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam sel dan memberikan bentuk tubuh. Struktur penyusun dinding sel membuat bakteri bisa dikelompokkan menjadi bakteri gram positif (apabila berwarna ungu bila diberi pewarna gram) atau gram negative (apabila bewarna merah muda bila diberi pewarna gram)
Membran plasma : tersusun dari fosfolipid dan protein, bersifat permeable, berfungsi sebagai alat transport zat dari luar ke dalam sel
Flagelum (jamak: flagella) : berfungsi sebagai alat gerak
Pilus (jamak: pili) : berfungsi sebagai alat untuk melekat ke permukaan, berguna saat reproduksi seksual (konjugasi)
Plasmid : DNA nonkromosom yang berbentuk melingkar dan dapat berpindah ke bakteri lainnya.
DNA : substansi genetis bakteri yang berada dalam sitoplasma
Ribosom : berperan dalam sintesis protein
Reproduksi Bakteri
- Pembelahan Biner: bakteri membelah diri dari satu sel menjadi dua sel.
- Rekombinasi DNA
a) Konjugasi : pertukaran materi genetus melalui penghubung atau tabung konjugasi. Terjadi penggabungan sitoplasma (plasmogami)
b) Transformasi : perpindahan plasmid dari satu sel ke sel yang lain
c) Transduksi : perpindahan materi genetis melalui perantara bakteriofage
Cara Hidup Bakteri
Berdasarkan cara memperoleh makanannya bakteri dibedakan menjadi:
- Bakteri Heterotrof
a) Bersifat saprofit: memperoleh makanan dari sisa-sisa makhluk hidup (contoh: Eschericia Coli berperan dalam pembusukan makanan di saluran pencernaan manusia)
b) Bersifat parasite: memperoleh makanan dari makhluk hidup lain dan bersifat merugikan bagi makhluk hidup tersebut (contoh: Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC)
2. Bakteri Autotrof
Bakteri ini dapat mensintesis makanan dari substansi anorganik. Dibedakan menjadi:
a) Fotoautotrof: melakukan fotosintesis (contoh: Rhodobacter sp.)
b) Kemoautotrof: melakukan kemosintesis (contoh: Ferrobacillus ferrooxidans)
Berdasarkan kebutuhan oksigennya, bakteri dibedakan menjadi:
- Bakteri Aerob: bakteri yang metabolisme energinya memerlukan oksigen bebas (contoh: Nitrosomonas)
- Bakteri Anaerob: bakteri yang tidak memerlukan oksigen untuk proses respirasinya. Apabila bakteri sama sekali tidak bisa hidup di lingkungan yang ada oksigennya, maka disebut anaerob obligat (Contoh: Clostridium tetani)
Peran Bakteri
Peran yang bermanfaat antara lain:
- Rhizobium: bersimbiosis dengan akar tumbuhan kacang-kacangan untuk mengikat nitrogen
- E. coli: membantu pembusukan makanan di usus besar dan menghasilka vitamin K yang membantu pembekuan darah
- Lactobacillus bulgaricus: berperan dalam pembuatan yoghurt
- Acetobacter xylinum: untuk pembuatan nata de coco
- Acetobacter aceti: digunakan dalam pembuatan asam cuka
- Pseudomonas denitrificans: untuk menghasilkan vitamin B12
- Lactobacillus casei: berperan dalam pembuatan keju
- Nitrosomonas dan Nitrosococcus: berperan dalam proses kesuburan tanah
- Streptomyces griceus: menghasilkan streptomisin (antibiotik)
- Streptomyces venezuelae: menghasilkan kloramfenikol (antibiotik)
- Pengikat nitrogen bebas di udara:
b) Rhizobium radicicola
c) Azotobacter
d) Rhodospirillum rubrum
e) Clostridium pasteurianum
Rhizobium leguminosarum dan Rhizobium radicicola bersimbiosis dengan tanaman Leguminosae (kacang-kacangan). Sementara itu, Azotobacter, Rhodospirillum rubrum, dan Clostridium pasteurianum hidup secara bebas.
Peran yang merugikan:
- Parasit pada manusia:
a) Salmonella typhosa: penyakit tifus
b) Mycobacterium tuberculosis: penyebab TBC
c) Treponema pallidum: penyakit sifilis
d) Shigella dysentriae: penyakit disentri
e) Diplococcus pneumonia: penyakit radang paru-paru
- Parasit pada tumbuhan
a) Pseudomonas catteleyae: penyebab penyakit pada anggrek
b) Pseudomonas solanacearum: penyebab penyakit layu pembuluh pada tanaman kentang, karet, tembakau, tomat, dan kacang tanah
c) Xanthomonas citri: kanker pada batang jeruk
d) Erwinia tracheiphila: penyakit busuk daun pada labu
- Parasit pada hewan
a) Bacillus anthracis: penyebab penyakit antraks
b) Mycobacterium avium: penyebab penyakit pada unggas
c) Balantidium coli: bengkak pada rahang sapi
Ganggang Hijau-Biru (Cynanobacteria)
Cyanobacteria atau ganggang hijau-biru termasuk dalam kelompok bakteri dengan ciri-ciri berikut:
- Inti tidak diselubungi membran
- Umumnya uniseluler, ada yang membentuk filament atau koloni
- Tidak memiliki flagella, bergerak dengan gerakan luncur
- Dapat berfotosintesis
- Memiliki pigmen fikosianin yang menyebabkan warna hijau kebiruan
- Habitat di perairan atau area yang lembap
Ganggang hijau biru bereproduksi dengan cara sebagai berikut:
- Pembelahan biner: terjadi pada ganggang uniseluler. Dari satu sel akan dihasilkan dua sel anak.
- Fragmentasi: Salah satu bagian tubuh ganggang putus dan membentuk fragmen-fragmen yang berkembang menjadi individu baru. Terjadi pada ganggang berbentuk filamen.
- Pembentukan endospora: Spora disebut dengan akinet yang dibentuk untuk bertahan hidup saat kondisi lingkungan kurang baik.
indikator 3 : ciri-ciri/peran kelompok jamur dan protista
jamur / fungi
· Tidak dapat berfotosintesis (tidak memiliki klorofil)
· Heterotrof (tidak dapat menghasilkan makanan sendiri)
· Pencernaan ekstraseluler
· Habitat terestrial (darat)
· Ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler
· Eukariotik (punya membran inti)
· Pada jamur multiseluler terdapat deretan/tumpukan sel yang membentuk benang, yaitu hifa. Jaringan hifa membentuk anyaman, disebut miselium yang menjadi tempat pembentukan spora.
· Dapat berkembang biak secara aseksual maupun seksual
Fungi dikelompokkan menjadi empat divisi:
1) Zygomycota:
Hifa tidak bersekat, miselium bercabang-cabang, bersifat soenositik (mempunyai beberapa inti pada setiap selnya), dinding sel tersusun atas zat kitin dan mempunyai haustoria.
Reproduksi vegetatif berupa sporran, reproduksi generatif berlangsung secara konjugasi (peleburan dua individu yang belum dapat dibedakan jenis kelaminnya), menghasilkan zigosporangium (Hifa + bertemu hifa -)
Contoh: Rhizopus stolonifer (pada roti basi), Mucor hiemalis, Beauveria bassiana, Metarrhisium anisopliae, Mucor mucedo (jamur roti), Rhizopus oryzae (jamur tempe), Endomikoriza (jamur tanah), Rhizopus nigricans (jamur penghasil asam fumarat)
2) Ascomycota:
Hifa bersekat, berinti banyak, spora tidak berflagela.
Reproduksi vegetatif dengan tunas (budding) pada Saccharomyches, dengan konidia (konidiaspora), reproduksi generatif dengan membentuk spora yang berbentuk seperti bola (askus) disebut askospora. Askus terkumpul dalam tubuh buah yang disebut askokarp.
Contoh: Saccharomyches cerevisiae (mengubah karbohidrat menjadi alkohol, penghasil vitamin B kompleks), Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum (penghasil antibiotik), Neurospora crassa, Aspergillus flavus (penghasil racun aflatoksin)
3) Basidiomycota
Hifa bersekat, hifa vegetatifnya mempunyai satu inti haploid, mempunyai basidiokarp, badan buah berbentuk seperti payung, sebagian besar makroskopis.
Reproduksi vegetatif, pada hifa vegetatifnya mempunyai satu inti yang haploid (n); dengan membantuk konidiospora. Reproduksi generatif, basidium menghasilkan empat spora yang berangkai 2 berjenis (+) dan (-). Perkawinan antara keduanya mengahasilkan miselium yang berinti diploid (plasmogami). Plasmoami tidak langsung diikuti kariogami (pembagian inti). Miselium yang berinti dua akan menghasilkan basidium yang terkumpul dalam basidiokarp menghasilkan basidiospora.
Contoh: Volvariella volvacea (jamur merang), Amanita phalloides, Ganoderma aplantum, Puccinia graminis, Auricularia polytricha (jamur kuping)
4) Deuteromycota
Hifa bersekat, dinding sel terbuat dari zat kitin, umumnya menyebabkan penyakit kulit (dermatomycosis)
Reproduksi vegetative dengan membentuk blastospora (berbentuk tunas), artrospora (pembentukan spora dengan benang-benang hifa) dan konidia. Reporduksi generatif belum diketahui sehingga disebut jamur imperfecti atau jamur yang tidak sempurna.
Contoh: Tinea versicolor, Epidermophyton floocossum (penyebab kaki atlet), Trichophyton (penyebab erangen/tinea pedis)
· Heterotrof (tidak dapat menghasilkan makanan sendiri)
· Pencernaan ekstraseluler
· Habitat terestrial (darat)
· Ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler
· Eukariotik (punya membran inti)
· Pada jamur multiseluler terdapat deretan/tumpukan sel yang membentuk benang, yaitu hifa. Jaringan hifa membentuk anyaman, disebut miselium yang menjadi tempat pembentukan spora.
· Dapat berkembang biak secara aseksual maupun seksual
Fungi dikelompokkan menjadi empat divisi:
1) Zygomycota:
Hifa tidak bersekat, miselium bercabang-cabang, bersifat soenositik (mempunyai beberapa inti pada setiap selnya), dinding sel tersusun atas zat kitin dan mempunyai haustoria.
Reproduksi vegetatif berupa sporran, reproduksi generatif berlangsung secara konjugasi (peleburan dua individu yang belum dapat dibedakan jenis kelaminnya), menghasilkan zigosporangium (Hifa + bertemu hifa -)
Contoh: Rhizopus stolonifer (pada roti basi), Mucor hiemalis, Beauveria bassiana, Metarrhisium anisopliae, Mucor mucedo (jamur roti), Rhizopus oryzae (jamur tempe), Endomikoriza (jamur tanah), Rhizopus nigricans (jamur penghasil asam fumarat)
2) Ascomycota:
Hifa bersekat, berinti banyak, spora tidak berflagela.
Reproduksi vegetatif dengan tunas (budding) pada Saccharomyches, dengan konidia (konidiaspora), reproduksi generatif dengan membentuk spora yang berbentuk seperti bola (askus) disebut askospora. Askus terkumpul dalam tubuh buah yang disebut askokarp.
Contoh: Saccharomyches cerevisiae (mengubah karbohidrat menjadi alkohol, penghasil vitamin B kompleks), Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum (penghasil antibiotik), Neurospora crassa, Aspergillus flavus (penghasil racun aflatoksin)
3) Basidiomycota
Hifa bersekat, hifa vegetatifnya mempunyai satu inti haploid, mempunyai basidiokarp, badan buah berbentuk seperti payung, sebagian besar makroskopis.
Reproduksi vegetatif, pada hifa vegetatifnya mempunyai satu inti yang haploid (n); dengan membantuk konidiospora. Reproduksi generatif, basidium menghasilkan empat spora yang berangkai 2 berjenis (+) dan (-). Perkawinan antara keduanya mengahasilkan miselium yang berinti diploid (plasmogami). Plasmoami tidak langsung diikuti kariogami (pembagian inti). Miselium yang berinti dua akan menghasilkan basidium yang terkumpul dalam basidiokarp menghasilkan basidiospora.
Contoh: Volvariella volvacea (jamur merang), Amanita phalloides, Ganoderma aplantum, Puccinia graminis, Auricularia polytricha (jamur kuping)
4) Deuteromycota
Hifa bersekat, dinding sel terbuat dari zat kitin, umumnya menyebabkan penyakit kulit (dermatomycosis)
Reproduksi vegetative dengan membentuk blastospora (berbentuk tunas), artrospora (pembentukan spora dengan benang-benang hifa) dan konidia. Reporduksi generatif belum diketahui sehingga disebut jamur imperfecti atau jamur yang tidak sempurna.
Contoh: Tinea versicolor, Epidermophyton floocossum (penyebab kaki atlet), Trichophyton (penyebab erangen/tinea pedis)
protista
Kingdom Protista meliputi organisme yang sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki inti (nucleus) sesungguhnya yang bersifat eukariotik, yaitu sudah berselaput inti. Tubuh protista tersusun dari satu hingga banyak sel yang organisasinya masih sederhana. Protista dibedakan menjadi tiga yaitu: protista mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan (alga), protista mirip fungi (oomycotina).
1) Protozoa
Bersel satu, tidak memiliki dinding sel, tidak memiliki kloroplas. Habitat hidup bebas, di air tawar atau air laut. Pada lingkungan yang tidak menguntungkan mampu membentuk kista. Mempunyai dua vakuola (vakuola makanan untuk mencerna makanan dan vakuola kontraktil untuk ekskresi). Berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner dan secara seksual dengan konjugasi. Umumnya mempunyai alat gerak, kecuali kelas Sporozoa.
Cara pengambilan makanan:
· Holozoik: mengambil bahan dari organisme lain
· Saprofitik: hidup dengan menghancurkan benda-benda yang ada di sekitarnya
· Saprozoik: mengambil bahan dari hewan yang telah mati
· Holofitik/autotrofik: menghasilkan makanannya sendiri dengan jalan mengadakan fotosintesa
Berdasarkan alat gerak, protozoa dibagi menjadi 4 kelas:
· Rhizopoda atau Sarcodina:
Bergerak dengan kaki semu atau pseudopodia. Habitat di laut, air tawar dan dalam tubuh organisme lain. Reproduksi vegetatif dengan membelah diri. Mempunyai vakuola makanan dan vakuola kontraktil di bagian endoplasma dan bagian ektoplasmanya bening.
Contoh: Amoeba proteus, Entamoeba dysentriae
· Flagellata atau Mastigophora:
Alat gerak berupa bulu cambuk atau flagellum. Bentuk tubuh tetap karena tubuhnya tertutup oleh pelikel atau kulit yang ketat. Berkembang biak dengan membelah diri. Habitat di laut, air tawar, dan parasit dalam tubuh organisme lain.
Dibedakan menjadi dua kelompok:
a) Fitoflagellata: mempunyai kromatofora yang mengandung pigmen hijau klorofil. Bersifat autotrof. Contoh: Euglena viridis
b) Zooflagellata: tidak mempunyai kloroplas (heterotrof), makanan berupa zat organic yang diperoleh dari lingkungannya. Contoh: Trypanosoma gambiensi
· Ciliata atau Ciliophora:
Bergerak dengan silia atau bulu getar. Bentuk tubuh tetap. Hidup di air tawar yang mengandung banyak zat organik. Reproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara memanjang dan generatif dengan konjugasi. Memiliki dua jenis vakuola (vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis). Contoh: Paramaecium caudatum, Stentor
· Sporozoa:
Tidak mempunyai alat gerak. Tubuh berbentuk bulat atau oval. Setiap selnya mempunyai sebuah nucleus. Tidak mempunyai vakuola kontraktil. Berkembang biak secara aseksual dengan membentuk shizogoni (membelah diri) dan sporogoni (membuat spora) yang berlangsung secara bergantian dalam tubuh hospes, reproduksi secara seksual melalui persatuan gamet. Habitat parasit pada manusia dan hewan. Contoh: Plasmodium vivax, Plasmodium malariae
Peranan protozoa:
Umumnya merugikan manusia karena menyebabkan berbagai penyakit pada manusia dan ternak. Beberapa spesies menguntungkan karena membantu dalam proses penguraian sampah. Foraminifera bisa sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah radiolarian dapat dimafaatkan sebagai alat penggosok.
2) Alga
Tumbuhan tingkat rendah, belum memiliki akar, batang, dan daun sejati (thalus). Bersel satu atau banyak dapat berbentuk koloni, filament atau benang, umumnya berlendir. Memiliki klorofil dan pigmen tambahan lain. Hidup secara epifit, endofit sebagai fitoplankton maupun bentos di air tawar dan di laut yang masih di tembus cahaya matahari. Reproduksi vegetatif dengan pembelahan sel, pembentukan spora kembara (zoospora), fragmentasi. Reproduksi generatif dengan isogami/konjugasi (pertemuan sel kelamin jantan dan betina yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama), anisogami (pertemuan sel kelamin jantan dan betina yang telah dapat dibedakan jenis kelaminnya), oogami (pertemuan antara organisme yang berbeda jenis kelaminnya dan masing-masing jenis telah mempunyai alat kelamin jantan atau betina).
Berdasarkan jenis pigmen dominan yang dimiliki, alga dibedakan menjadi 4 divisio:
· Chlorophyta atau alga hijau:
Mempunyai klorofil, terdapat pirenoid sebagai organel tempat pembentukan amilum. Cara hidup bebas, endofit, eksofit, atau sebagai plankton. Monoseluler atau multiseluler. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi zoospora, reproduksi generatif dengan konjugasi (isogami). Contoh: Chlorococcum, Chlorella
· Chrysophyta atau alga keemasan:
Monoseluler, koloni, filament, sebagai fitoplankton. Dinding sel tersusun dari selulosa dan zat kersik. Habitat di air laut, air tawar, dan di tempat basah. Contoh: Ochromonas, Diatom
· Phaeophyta atau alga cokelat:
Makanan cadangan dalam bentuk karbohidrat, laminarin, dan manitol. Hidup di laut dan daerah pasang surut. Ukuran makroskopis, berbentuk benang atau lembaran. Pembiakannya dengan tunas dan secara generatif dengan fertilisasi pada lekukan (konseptakel). Contoh: Laminaria, Fucus
· Rhodophyta atau alga merah:
Umumnya berbentuk benang atau lembaran, sebagian besar hidup di laut, cadangan makanan berupa amilum. Reproduksi vegetatif dengan spora, generatif dengan fertilisasi. Contoh: Euchema spinosum, Gellidium
Peranan alga:
Alga bersel satu sebagai komponen fitoplankton di perairan. Chlorella sebagai sumber PST. Beberapa alga cokelat menghasilkan asam alginate yang berguna dalam industri tekstil, makanan dan farmasi. Tanah diatom dapat digunakan sebagai alat pengosok, penyaring, dan isolasi dinamit. Alga merah dapat digunakan untuk bahan pembuat agar-agar.
3) Oomycotina
Ciri tubuh berbentuk filament, hidup di tempat lembab, heterotrof dan absorptif. Contoh: Phytopththora capsici (menyerang tanaman buah-buahan seperti mentimun), Saproglenia parasitica (parasit menempel pada tubuh organisme yang hidup di air seperti ikan)
1) Protozoa
Bersel satu, tidak memiliki dinding sel, tidak memiliki kloroplas. Habitat hidup bebas, di air tawar atau air laut. Pada lingkungan yang tidak menguntungkan mampu membentuk kista. Mempunyai dua vakuola (vakuola makanan untuk mencerna makanan dan vakuola kontraktil untuk ekskresi). Berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner dan secara seksual dengan konjugasi. Umumnya mempunyai alat gerak, kecuali kelas Sporozoa.
Cara pengambilan makanan:
· Holozoik: mengambil bahan dari organisme lain
· Saprofitik: hidup dengan menghancurkan benda-benda yang ada di sekitarnya
· Saprozoik: mengambil bahan dari hewan yang telah mati
· Holofitik/autotrofik: menghasilkan makanannya sendiri dengan jalan mengadakan fotosintesa
Berdasarkan alat gerak, protozoa dibagi menjadi 4 kelas:
· Rhizopoda atau Sarcodina:
Bergerak dengan kaki semu atau pseudopodia. Habitat di laut, air tawar dan dalam tubuh organisme lain. Reproduksi vegetatif dengan membelah diri. Mempunyai vakuola makanan dan vakuola kontraktil di bagian endoplasma dan bagian ektoplasmanya bening.
Contoh: Amoeba proteus, Entamoeba dysentriae
· Flagellata atau Mastigophora:
Alat gerak berupa bulu cambuk atau flagellum. Bentuk tubuh tetap karena tubuhnya tertutup oleh pelikel atau kulit yang ketat. Berkembang biak dengan membelah diri. Habitat di laut, air tawar, dan parasit dalam tubuh organisme lain.
Dibedakan menjadi dua kelompok:
a) Fitoflagellata: mempunyai kromatofora yang mengandung pigmen hijau klorofil. Bersifat autotrof. Contoh: Euglena viridis
b) Zooflagellata: tidak mempunyai kloroplas (heterotrof), makanan berupa zat organic yang diperoleh dari lingkungannya. Contoh: Trypanosoma gambiensi
· Ciliata atau Ciliophora:
Bergerak dengan silia atau bulu getar. Bentuk tubuh tetap. Hidup di air tawar yang mengandung banyak zat organik. Reproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara memanjang dan generatif dengan konjugasi. Memiliki dua jenis vakuola (vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis). Contoh: Paramaecium caudatum, Stentor
· Sporozoa:
Tidak mempunyai alat gerak. Tubuh berbentuk bulat atau oval. Setiap selnya mempunyai sebuah nucleus. Tidak mempunyai vakuola kontraktil. Berkembang biak secara aseksual dengan membentuk shizogoni (membelah diri) dan sporogoni (membuat spora) yang berlangsung secara bergantian dalam tubuh hospes, reproduksi secara seksual melalui persatuan gamet. Habitat parasit pada manusia dan hewan. Contoh: Plasmodium vivax, Plasmodium malariae
Peranan protozoa:
Umumnya merugikan manusia karena menyebabkan berbagai penyakit pada manusia dan ternak. Beberapa spesies menguntungkan karena membantu dalam proses penguraian sampah. Foraminifera bisa sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah radiolarian dapat dimafaatkan sebagai alat penggosok.
2) Alga
Tumbuhan tingkat rendah, belum memiliki akar, batang, dan daun sejati (thalus). Bersel satu atau banyak dapat berbentuk koloni, filament atau benang, umumnya berlendir. Memiliki klorofil dan pigmen tambahan lain. Hidup secara epifit, endofit sebagai fitoplankton maupun bentos di air tawar dan di laut yang masih di tembus cahaya matahari. Reproduksi vegetatif dengan pembelahan sel, pembentukan spora kembara (zoospora), fragmentasi. Reproduksi generatif dengan isogami/konjugasi (pertemuan sel kelamin jantan dan betina yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama), anisogami (pertemuan sel kelamin jantan dan betina yang telah dapat dibedakan jenis kelaminnya), oogami (pertemuan antara organisme yang berbeda jenis kelaminnya dan masing-masing jenis telah mempunyai alat kelamin jantan atau betina).
Berdasarkan jenis pigmen dominan yang dimiliki, alga dibedakan menjadi 4 divisio:
· Chlorophyta atau alga hijau:
Mempunyai klorofil, terdapat pirenoid sebagai organel tempat pembentukan amilum. Cara hidup bebas, endofit, eksofit, atau sebagai plankton. Monoseluler atau multiseluler. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi zoospora, reproduksi generatif dengan konjugasi (isogami). Contoh: Chlorococcum, Chlorella
· Chrysophyta atau alga keemasan:
Monoseluler, koloni, filament, sebagai fitoplankton. Dinding sel tersusun dari selulosa dan zat kersik. Habitat di air laut, air tawar, dan di tempat basah. Contoh: Ochromonas, Diatom
· Phaeophyta atau alga cokelat:
Makanan cadangan dalam bentuk karbohidrat, laminarin, dan manitol. Hidup di laut dan daerah pasang surut. Ukuran makroskopis, berbentuk benang atau lembaran. Pembiakannya dengan tunas dan secara generatif dengan fertilisasi pada lekukan (konseptakel). Contoh: Laminaria, Fucus
· Rhodophyta atau alga merah:
Umumnya berbentuk benang atau lembaran, sebagian besar hidup di laut, cadangan makanan berupa amilum. Reproduksi vegetatif dengan spora, generatif dengan fertilisasi. Contoh: Euchema spinosum, Gellidium
Peranan alga:
Alga bersel satu sebagai komponen fitoplankton di perairan. Chlorella sebagai sumber PST. Beberapa alga cokelat menghasilkan asam alginate yang berguna dalam industri tekstil, makanan dan farmasi. Tanah diatom dapat digunakan sebagai alat pengosok, penyaring, dan isolasi dinamit. Alga merah dapat digunakan untuk bahan pembuat agar-agar.
3) Oomycotina
Ciri tubuh berbentuk filament, hidup di tempat lembab, heterotrof dan absorptif. Contoh: Phytopththora capsici (menyerang tanaman buah-buahan seperti mentimun), Saproglenia parasitica (parasit menempel pada tubuh organisme yang hidup di air seperti ikan)
indikator 4 : dasar pengelompokan makhluk hidup
Keanekaragaman makhluk hidup yang melimpah perlu dikelompokkan berdasarkan persamaannya. Makhluk hidup yang memiliki kesamaan dikelompokkan menjadi satu unit atau takson. Kegiatan ini disebut klasifikasi. Klasifikasi bermanfaat untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang beraneka ragam.
Sistem klasifikasi yang masih dipergunakan dan terus dikembangkan adalah sistem klasifikasi buatan (artifisial). Sistem tersebut mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan struktur morfologi, anatomi, maupun fisiologi. Contoh klasifikasi artifisial adalah pengelompokan tumbuhan Angiospermae berdasarkan habitusnya. Misalnya pengelompokan bayam, lili, dan kangkung dalam habitus herba dan pengelompokan jati, randu, dan kelengkeng dalam habitus pohon.
1. Keanekaragaman hayati
Penyebaran makhluk hidup pada kondisi lingkungan abiotik yang berbeda memberi kemungkinan adanya keanekaragaman hayati. Selain faktor lingkungan, keanekaragaman dapat disebabkan oleh faktor gen.
Tingkat keanekaragaman hayati:
1) Keanekaragaman gen
Merupakan keanekaragaman yang menyebabkan variasi antarindividu yang masih berada dalam tingkat spesies yang sama.
Contoh:
· Variasi kelapa: kelapa gading, kelapa hijau, kopyor
· Variasi mangga: mangga tali jiwo, gadung, golek
· Variasi padi: padi IR, sedani, wulu, kapuas
2) Keanekaragaman jenis
Merupakan keanekaragaman yang menyebabkan variasi antarspesies, lebih mudah diamati karena perbedaannya lebih mencolok.
Contoh:
· Variasi famili Palmae: kelapa, siwalan, aren, pinang
· Variasi famili Graminae: padi, gandum, tebu, jagung
· Variasi famili Felidae: singa, harimau, kucing, macan kumbang
3) Keanekaragaman ekosistem
Contoh: kelapa ekosistemnya di daerah pantai, siwalan ekosistemnya di daerah kering, dan aren di daerah rawa
Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati:
· Mengetahui manfaat masing-masing jenis bagi kehidupan manusia
· Mengetahui adanya saling ketergantungan makhluk hidup
· Mengetahui ciri-ciri dan sifat masing-masing jenis
· Mengetahui kekerabatan antarmakhluk hidup
· Mengetahui manfaat keanekaragaman secara ekonomis, biologis, ekologis dan sosial dalam mendukung kelangsungan hidup manusia
Keanekaragaman hayati di Indonesia:
Berdasarkan garis Wallace (sebelah barat Pulau Sulawesi) dan garis Weber (sebelah timur Pulau Sulawesi), persebaran hewan di Indonesia meliputi daerah oriental di kawasan barat, daerah australis di kawasan timus, dan daerah peralihan.
· Hewan di daerah oriental, meliputi berbagai hewan asia seperti primata (kera, monyet, dll), berbagai mamalia besar (gajah, banteng, dll), dan berbagai jenis burung berkicau (jalak, kutilang, dll).
· Hewan di daerah Australia, meliputi berbagai mamalia kecil, marsupalia atau mamalia berkantung (kangguru, opossum, wallabi, dll), dan berbagai jenis burung yang warnanya mencolok (cendrawasih, kakatua, dll).
· Hewan di daerah peralihan, meliputi berbagai jenis hewan dari tipe asia dan Australia, misalnya tarsius, anoa, babi, opossum, burung hantu, dll.
2. Klasifikasi
Pengklasifikasian telah lama dilakukan oleh para ahli. Yang pertama kalo Aristoteles dan Theophrastus. Aristoteles memperkenalkan 520 jenis hewan dalam buku Historia Animalium dan Theophrastus memperkenalkan 480 jenis tumbuhan dalam buku Historia Plantarum.
Sistem klasifikasi ada tiga macam, yaitu:
· Sistem klasifikasi alamiah oleh Theophratus dalam bahasa latin Polinomial
· Sistem klasifikasi buatan atau artifisial oleh Carolus Linnaeus dalam bahasa Latin Binominal
· Sistem klasifikasi filogenetik oleh Charles Darwin dalam bahasa Latin Binomial
Cara penulisan nama jenis:
Ketentuan yang harus dipenuhi dalam menulis nama jenis dengan sistem tata nama ganda adalah:
· Huruf pertama dari kata yang menyebutkan marga (genus) ditulis dengan huruf besar, sedangkan untuk nama penunjuk jenis (spesies) ditulis dengan huruf kecil semua. Contoh: Zea mays (Zea: genus, mays: spesies)
· Bila nama jenis ditulis dengan tangan atau ketik, harus diberik garis bawah pada kedua kata nama tersebut. Namun, bila dicetak harus memakai huruf miring. Contoh: Zea mays bila diketik, Zea mays bila dicetak.
· Bila nama penunjuk jenis lebih dari dua kata, kedua kata terakhir tersebut harus dirangkaikan dengan tanda penghubung. Contoh: Hibiscus rosa sinensis menjadi Hibiscus rosa-sinensis
· Bila nama jenis itu diberikan untuk mengenang jasa orang yang menemukannya, maka nama penemu dapat dicantumkan pada kata kedua dengan menambahkan hisuf (i) di belakangnya. Contoh: tanaman pinus ditemukan oleh Merkus, maka nama tanaman itu adalah Pinus merkusii. Dapat juga apabila ada spesies yang ditemukan Linnaeus, maka di belakang bisa diberi tanda L.
Cara penulisan nama kelas, bangsa, dan famili adalah:
· Nama kelas adalah nama genus + nae. Contoh: Equisetum + nae menjadi kelas Equisetinae
· Nama ordo adalah nama genus + ales. Contoh: Zingiber + ales menjadi ordo Zingiberales
· Nama famili adalah nama genus + aceae. Contoh: Canna + aceae menjadi famili Cannaceae
Sistem klasifikasi yang masih dipergunakan dan terus dikembangkan adalah sistem klasifikasi buatan (artifisial). Sistem tersebut mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan struktur morfologi, anatomi, maupun fisiologi. Contoh klasifikasi artifisial adalah pengelompokan tumbuhan Angiospermae berdasarkan habitusnya. Misalnya pengelompokan bayam, lili, dan kangkung dalam habitus herba dan pengelompokan jati, randu, dan kelengkeng dalam habitus pohon.
1. Keanekaragaman hayati
Penyebaran makhluk hidup pada kondisi lingkungan abiotik yang berbeda memberi kemungkinan adanya keanekaragaman hayati. Selain faktor lingkungan, keanekaragaman dapat disebabkan oleh faktor gen.
Tingkat keanekaragaman hayati:
1) Keanekaragaman gen
Merupakan keanekaragaman yang menyebabkan variasi antarindividu yang masih berada dalam tingkat spesies yang sama.
Contoh:
· Variasi kelapa: kelapa gading, kelapa hijau, kopyor
· Variasi mangga: mangga tali jiwo, gadung, golek
· Variasi padi: padi IR, sedani, wulu, kapuas
2) Keanekaragaman jenis
Merupakan keanekaragaman yang menyebabkan variasi antarspesies, lebih mudah diamati karena perbedaannya lebih mencolok.
Contoh:
· Variasi famili Palmae: kelapa, siwalan, aren, pinang
· Variasi famili Graminae: padi, gandum, tebu, jagung
· Variasi famili Felidae: singa, harimau, kucing, macan kumbang
3) Keanekaragaman ekosistem
Contoh: kelapa ekosistemnya di daerah pantai, siwalan ekosistemnya di daerah kering, dan aren di daerah rawa
Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati:
· Mengetahui manfaat masing-masing jenis bagi kehidupan manusia
· Mengetahui adanya saling ketergantungan makhluk hidup
· Mengetahui ciri-ciri dan sifat masing-masing jenis
· Mengetahui kekerabatan antarmakhluk hidup
· Mengetahui manfaat keanekaragaman secara ekonomis, biologis, ekologis dan sosial dalam mendukung kelangsungan hidup manusia
Keanekaragaman hayati di Indonesia:
Berdasarkan garis Wallace (sebelah barat Pulau Sulawesi) dan garis Weber (sebelah timur Pulau Sulawesi), persebaran hewan di Indonesia meliputi daerah oriental di kawasan barat, daerah australis di kawasan timus, dan daerah peralihan.
· Hewan di daerah oriental, meliputi berbagai hewan asia seperti primata (kera, monyet, dll), berbagai mamalia besar (gajah, banteng, dll), dan berbagai jenis burung berkicau (jalak, kutilang, dll).
· Hewan di daerah Australia, meliputi berbagai mamalia kecil, marsupalia atau mamalia berkantung (kangguru, opossum, wallabi, dll), dan berbagai jenis burung yang warnanya mencolok (cendrawasih, kakatua, dll).
· Hewan di daerah peralihan, meliputi berbagai jenis hewan dari tipe asia dan Australia, misalnya tarsius, anoa, babi, opossum, burung hantu, dll.
2. Klasifikasi
Pengklasifikasian telah lama dilakukan oleh para ahli. Yang pertama kalo Aristoteles dan Theophrastus. Aristoteles memperkenalkan 520 jenis hewan dalam buku Historia Animalium dan Theophrastus memperkenalkan 480 jenis tumbuhan dalam buku Historia Plantarum.
Sistem klasifikasi ada tiga macam, yaitu:
· Sistem klasifikasi alamiah oleh Theophratus dalam bahasa latin Polinomial
· Sistem klasifikasi buatan atau artifisial oleh Carolus Linnaeus dalam bahasa Latin Binominal
· Sistem klasifikasi filogenetik oleh Charles Darwin dalam bahasa Latin Binomial
Cara penulisan nama jenis:
Ketentuan yang harus dipenuhi dalam menulis nama jenis dengan sistem tata nama ganda adalah:
· Huruf pertama dari kata yang menyebutkan marga (genus) ditulis dengan huruf besar, sedangkan untuk nama penunjuk jenis (spesies) ditulis dengan huruf kecil semua. Contoh: Zea mays (Zea: genus, mays: spesies)
· Bila nama jenis ditulis dengan tangan atau ketik, harus diberik garis bawah pada kedua kata nama tersebut. Namun, bila dicetak harus memakai huruf miring. Contoh: Zea mays bila diketik, Zea mays bila dicetak.
· Bila nama penunjuk jenis lebih dari dua kata, kedua kata terakhir tersebut harus dirangkaikan dengan tanda penghubung. Contoh: Hibiscus rosa sinensis menjadi Hibiscus rosa-sinensis
· Bila nama jenis itu diberikan untuk mengenang jasa orang yang menemukannya, maka nama penemu dapat dicantumkan pada kata kedua dengan menambahkan hisuf (i) di belakangnya. Contoh: tanaman pinus ditemukan oleh Merkus, maka nama tanaman itu adalah Pinus merkusii. Dapat juga apabila ada spesies yang ditemukan Linnaeus, maka di belakang bisa diberi tanda L.
Cara penulisan nama kelas, bangsa, dan famili adalah:
· Nama kelas adalah nama genus + nae. Contoh: Equisetum + nae menjadi kelas Equisetinae
· Nama ordo adalah nama genus + ales. Contoh: Zingiber + ales menjadi ordo Zingiberales
· Nama famili adalah nama genus + aceae. Contoh: Canna + aceae menjadi famili Cannaceae
indikator 5 : upaya pelestarian sumber daya alam tertentu
Pemanfaatan keanekaragaman hayati melalui usaha pelestarian
Tebang pilih, yaitu penebangan pohon secara selektif (terpilih) bagi pohon-pohon yang memenuhi persyaratan untuk ditebang, baik dari segi umur, ketersediaan jenisnya, maupun jumlahnya. Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan bekas tebangan dengan tumbuhan yang masih muda. Perburuan musiman, yaitu pemanfaatan SDA pada musim tertentu, yaitu menghindari berburu pada musim kawin, masa hamil, atau masa beranak. Penganekaragaman bahan pangan, yaitu pemanfaatan SDA sebagai bahan pangan secara bervariasi dengan menghindari penggunaan bahan makanan satu jenis saja sehingga tidak menghabiskan jenis tersebut.
B. Pelestarian keanekaragaman hayati melalui usaha perlindungan
1. Perlindungan alam, dalam usaha menjaga kelestarian alam. Ada 2 cara, yaitu:
- pelestarian in situ, yaitu pelestarian alam di habitat aslinya. Misalnya taman wisata, taman nasional, dan hutan lindung.
- pelestarian ex situ, pelestarian alam bukan di habitat aslinya. Misalnya kebun koleksi, kebun botani, kebun binatang, dan kebun plasma nuftah.
2. Macam-macam perlindungan alam
perlindungan alam umum, yaitu secara terbimbing oleh para ahli atau diarahkan (seperti Kebun Raya Bogor dan Taman Nasional), dan secara ketat yang sesuai kehendak alam tanpa adanya campur Tangan manusia kecuali jika diperlukan. perlindungan alam khusus, yaitu yang ditujukan kepada satu atau beberapa unsure alam tertentu. Contohnya: perlindungan botani, perlindungan zoology, perlindungan geologi, perlindungan alam antropologi, dan perlindungan ikan. Perlindungan satwa langka, yaitu yang dikenal dengan suaka marga satwa.
Cara pelestariannya diantaranya:
- dibuat undang-undang perburuan serta tindakan hukuman bagi pelanggar.
- membiarkan hewan-hewan langka yang hampir punah.
- memindahkan hewan langka yang hamper punah ke habitat yang lebih cocok.
1. Perlindungan terhadap keanekaragaman hayati dapat dilakukan secara in situ, misalnya :
- Penangkaran harimau Sumatera di kebun binatang
- Pembiakan badak bercula satu di Ujung Kulon secara alami
- Pembuatan taman kota di perkotaan
- Memelihara burung beo di dalam sangkar
- Melakukan penghijauan di sepanjang jalan raya
- Pelestarian populasi Badak bercula satu
- Mengembang biakkan jenis-jenis tumbuhan langka Melestarikan berbagai jenis anggrek
- Melindungi kondisi alam di wilayah Ujung Kulon
- Menarik kunjungan wisatawan domestik maupun manca negara
Beberapa jenis hewan asli Indonesia yang terancam punah antara lain : orang utan, badak bercula satu, komodo, harimau Sumatera. Upaya terbaik yang dapat dilakukan untuk melestarikan hewan-hewan tersebut , adalah :
- Perluasan areal kebun binatang
- Konservasi secara ex situ Konservasi secara in situ
- Penurunan populasi penduduk Melakukan penelitian ilmiah mengenai kehidupan mereka
- Pendirian kebun plasma nutfah
- Pengembangan kebun raya
- Pemeliharaan tumbuhan endemikPelestarian hewan / tumbuhan langka di habitatnya
- Pendirian bank biji dan bank sperma
- Melestarikan sumber daya hayati
- Menjaga kelestarian biota laut
- Melindungi sumber daya non hayati di laut
- Menarik kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri
- Memenuhi keinginan para pemerhati lingkungan
indikator 6 : CIRI-CIRI kelompok tumbuhan
Tingkatan klasifikasi pada tumbuhan yaitu :
divitio (divisi), classis (kelas), ordo (bangsa), familia (suku), genus (marga), species (jenis)
Tingkatan klasifikasi pada hewan yaitu :
phylum (filum), classis (kelas), ordo (bangsa), familia (suku), genus (marga), species (jenis)
Contoh nama ilmiah : Musa paradisiaca, Musa adalah genus/marga, paradisiaca adalah penunjuk jenis.
Tumbuhan dibagi menjadi 4 divisi, yaitu :
- Talofita (Thallophyta) : ganggang (Algae) & jamur (Fungi)
- Lumut / Briofitas (Bryophyta) : lumut hati (Hepaticae), lumut sejati (Musci)
- Paku-pakuan / Pteridofita (Pterydophyta) : paku rambut (Lycopodinase), paku ekor kuda (Equisetinae), paku sejati (Filicinae)
- Tumbuhan biji / Spermatofita (Sphermatophyta) : Gymnospermae dan Angiospermae)
Berdasarkan warnanya, ganggang dibedakan menjadi 4, yaitu :
- Ganggang hijau (Chloropyceae) : Chlamydomanas & Spirogyra
- Ganggang cokelat (Phaeophyceae) : Sargasum, Fucus, Laminaria
- Ganggang merah (Rhodophyceae) : Euchema gracialis
- Ganggang pirang (Chrysophyceae) : Synendra
Berdasarkan bentuk hifanya, jamur dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu :
- Jamur ganggang (Phycomycetes) hifa tidak bersekat contoh: Rhyzopus (jamur tempe)
- Jamur sejati (Eumycetes) hifa bersekat Dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Askomisetes, contohnya Penicillium sp (penghasil penisilin), Sacharomyces sp (jamur tape)
b. Basidiomisetes, contohnya Jamur kuping, jamur merang, jamur kayu
c. Deuteromisetes, contohnya jamur oncom
Ciri-ciri tumbuhan berbiji, yaitu mempunyai akar, batang, daun, dan bunga
Tumbuhan berbiji dikelompokan menjadi 2, yaitu :
- Gimnospermae (terbuka) contoh: melinjo & pakis haji
- Angiospermae (tertutup) contoh: mangga, rambutan
Angiospermae dikelompokan menjadi 2, yaitu :
- Dikotil (berkeping dua)
- Monokotil (berkeping satu)
Ciri monokotil, yaitu:
· tulang daun umumnya sejajar
· batang tak berkambium
· akar serabut
· bagian-bagian bunga kelipatan tiga.
Tumbuhan monokotil dikelompokan menjadi 5 suku, yaitu:
- Rumut-rumputan (Graminae), contoh: jagung, padi
- Pinang-pinangan (Palmae), contoh: kelapa, sagu
- Pisang-pisangan (Musaceae), contoh: pisang ambon, raja
- Anggrek-angrekan (Orchidaceae), contoh anggrek, vanili
- Jahe-jahean (Zingiberaceae), cotnoh: jahe, kunyit
Ciri dikotil, yaitu :
- tulang daun beranekaragam, yi menjari, menyirip dll
- batang berkambium
- akar tunggang
- bagian-bagian bunga kelipatan 2,4, atau 5.
Tumbuhan dikotil dikelompokan menjadi 5 suku, yaitu :
- Jarak-jarakan (Euphorbiaceae), contoh: jarak, ubi, karet
- Polong-polongan (Leguminoceae), contoh: pete, kacang
- Terung-terungan (Solanaceae), contoh: terong, cabe, tomat
- Jambu-jambuan (Myrtaceae), contoh: jambu biji, jambu air
- Komposite (Compositae), contoh : bunga matahari
indikator 7 : perkembangbiakan hewan invertebrata
Hewan invertebrata dapat berkembang biak melalui 3 cara, yaitu : reproduksi generatif, reproduksi vegetatif, dan metagenesis.
1. Reproduksi Generatif
Reproduksi generatif terjadi melalui proses fertilisasi antara sel kelamin jantan( sperma ) dengan sel kelamin betina ( ovum/sel telur ). Hasil fertilisasi yang baru disebut dengan zigot, akan bertumbuh menjadi suatu individu baru. Reproduksi generatif dapat disebut juga sebagai reproduksi secara seksual. Salah satu contoh hewan invertebrata yang cara perkembangbiakannya secara aseksual adalah cacing hati (Fasciola hepatica) dan cacing pita (Taenia saginata)
a. Fasciola hepatica
Siklus hidup Fasciola Hepatica:
1. Telur keluar ke alam bebas bersama faeces domba. Bila menemukan habitat basah. telur menetas dan menjadi larva bersilia, yang disebut Mirasidium.
2. Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea akan tumbuh menghasilkan Sporokista.
3. Sporokista seara partenogenesis akan menghasilkan Redia
4. Redia secara paedogenesis akan membentuk serkaria. Serkaria meninggalkan tubuh siput menempel pada rumput dan berubah menjadi metaserkaria.
5. Metaserkasria termakan oleh hewan ternak berkembang menjadi cacing muda yang selanjutnya bermigrasi ke saluran empedu pada hati inang yang baru untuk memulai daur hidupnya.
b. Taenia saginata
1. Telur keluar ke alam bebas bersama faeces domba. Bila menemukan habitat basah. telur menetas dan menjadi larva bersilia, yang disebut Mirasidium.
2. Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea akan tumbuh menghasilkan Sporokista.
3. Sporokista seara partenogenesis akan menghasilkan Redia
4. Redia secara paedogenesis akan membentuk serkaria. Serkaria meninggalkan tubuh siput menempel pada rumput dan berubah menjadi metaserkaria.
5. Metaserkasria termakan oleh hewan ternak berkembang menjadi cacing muda yang selanjutnya bermigrasi ke saluran empedu pada hati inang yang baru untuk memulai daur hidupnya.
b. Taenia saginata
Telur --> zigot ( keluar bersama feses manusia) --> masuk tubuh sapi atau babi --> larva onkosfer
--> menuju otot lurik --> sisteserkus --> masuk ke tubuh manusia jika manusia tersebut tidak makan daging yang masak --> cacing dewasa.
2. Reproduksi Vegetatif
Reproduksi vegetatif atau disebut juga dengan reproduksi secara aseksual, tidak melibatkan sel kelamin. Individu baru yang terbentuk berasal dari bagian anggota tubuh induk. Hal ini mengakibatkan sifat yang dimiliki oleh individu baru sama dengan induknya. Contoh hewan invertebrata yang bereproduksi secara aseksual adalah Planaria.
--> menuju otot lurik --> sisteserkus --> masuk ke tubuh manusia jika manusia tersebut tidak makan daging yang masak --> cacing dewasa.
2. Reproduksi Vegetatif
Reproduksi vegetatif atau disebut juga dengan reproduksi secara aseksual, tidak melibatkan sel kelamin. Individu baru yang terbentuk berasal dari bagian anggota tubuh induk. Hal ini mengakibatkan sifat yang dimiliki oleh individu baru sama dengan induknya. Contoh hewan invertebrata yang bereproduksi secara aseksual adalah Planaria.
3. Metagenesis Generatif dan Vegetatif
Pada metagenesis, terjadi pergiliran keturunan dari 2 fase, yaitu dari fase generatif menuju ke fase vegetatif. Salah satu contoh hewan invertebrata yang mengalami metagenesis adalah Obelia sp. dan Aurelia sp.
Pada metagenesis, terjadi pergiliran keturunan dari 2 fase, yaitu dari fase generatif menuju ke fase vegetatif. Salah satu contoh hewan invertebrata yang mengalami metagenesis adalah Obelia sp. dan Aurelia sp.
indikator 8 : ciri-ciri kelompok hewan vertebrata
1. Pisces
Contoh: ikan-ikanan
Ciri-ciri umum dari vertebrata pisces :
· Jantung terbagi menjadi 2 ruang, atrium dan ventrikel
· Berkembang biak secara bertelur (ovipar)
· Fertilisasi terjadi secara eksternal atau internal
· Alat gerak berupa sirip
· Permukaan tubuh ditutupi oleh kulit yang bersisik dan licin
· Berdarah dingin (poikiloterm)
Contoh: ikan-ikanan
Ciri-ciri umum dari vertebrata pisces :
· Jantung terbagi menjadi 2 ruang, atrium dan ventrikel
· Berkembang biak secara bertelur (ovipar)
· Fertilisasi terjadi secara eksternal atau internal
· Alat gerak berupa sirip
· Permukaan tubuh ditutupi oleh kulit yang bersisik dan licin
· Berdarah dingin (poikiloterm)
2. Amphibi
Contoh : Katak
Ciri-ciri umum dari amphibi :
· Jantung terbagi menjadi 3 ruang, terdiri dari 2 buah serambi yang berdnding tipis, dan sebuah bilik
· Bersifat ovipar
· Fertilisasi secara eksternal dan perkembangan embrio terjadi di luar tubuh induk.
· Alat gerak berupa 2 pasang tungai
· Permukaan tubuhnya ditutupi oleh kulit tipis berlendir
· Berdarah dingin
Contoh : Katak
Ciri-ciri umum dari amphibi :
· Jantung terbagi menjadi 3 ruang, terdiri dari 2 buah serambi yang berdnding tipis, dan sebuah bilik
· Bersifat ovipar
· Fertilisasi secara eksternal dan perkembangan embrio terjadi di luar tubuh induk.
· Alat gerak berupa 2 pasang tungai
· Permukaan tubuhnya ditutupi oleh kulit tipis berlendir
· Berdarah dingin
3. Reptilia
Contoh: Buaya, ular
Ciri-ciri umum dari reptil :
· Jantung terbagi menjadi 4 ruangan, atrium kanan atrium kiri, vetrikel kanan, dan ventrikel kiri.
· Pada umumnya bersifat ovipar, namun ada beberapa jenis reptile yang bertelur-melahirkan (ovovivipar), seperti kadal dan ular.
· Fertilisasi terjadi secara internal dan perkembangan embrio terjadi di luar tubuh induk.
· Alat gerak berupa kaki seperti buaya, ada pula yang bergerak dengan perut seperti ular.
· Permukaan tubuh ditutupi oleh kulit bersisik
· Berdarah dingin
Contoh: Buaya, ular
Ciri-ciri umum dari reptil :
· Jantung terbagi menjadi 4 ruangan, atrium kanan atrium kiri, vetrikel kanan, dan ventrikel kiri.
· Pada umumnya bersifat ovipar, namun ada beberapa jenis reptile yang bertelur-melahirkan (ovovivipar), seperti kadal dan ular.
· Fertilisasi terjadi secara internal dan perkembangan embrio terjadi di luar tubuh induk.
· Alat gerak berupa kaki seperti buaya, ada pula yang bergerak dengan perut seperti ular.
· Permukaan tubuh ditutupi oleh kulit bersisik
· Berdarah dingin
4. Aves
Contoh: ayam, burung
Ciri-ciri umum dari aves :
· Jantung terbagi menjadi 4 ruangan, 2 serambi dan 2 bilik
· Bersifat ovipar
· Fertilisasi secara internal dan perkembangan embrio terjadi di luar tubuh induk
· Alat gerak berupa sayap dan sepasang kaki
· Permukaan tubuh ditutupi oleh kulit yang berbulu
· Berdarah panas (homoioterm)
Contoh: ayam, burung
Ciri-ciri umum dari aves :
· Jantung terbagi menjadi 4 ruangan, 2 serambi dan 2 bilik
· Bersifat ovipar
· Fertilisasi secara internal dan perkembangan embrio terjadi di luar tubuh induk
· Alat gerak berupa sayap dan sepasang kaki
· Permukaan tubuh ditutupi oleh kulit yang berbulu
· Berdarah panas (homoioterm)
5. Mamalia
Contoh: monyet, anjing, kucing
Ciri-ciri umum dari mamalia :
· Jantung terbagi menjadi 4 ruang, 2 serambi dan 2 bilik
· Umumnya vivipar (melahirkan), namun ada beberapa yang bertelur seperti platypus.
· Fertilisasi secara internal dan perkembangan embrio terjadi di dalam tubuh induk
· Alat gerak berupa 2 pasang tungkai
· Permukaan tubuhnya ditutupi oleh kulit yang ditumbuhi rambut
· Berdarah panas (homoioterm)
Contoh: monyet, anjing, kucing
Ciri-ciri umum dari mamalia :
· Jantung terbagi menjadi 4 ruang, 2 serambi dan 2 bilik
· Umumnya vivipar (melahirkan), namun ada beberapa yang bertelur seperti platypus.
· Fertilisasi secara internal dan perkembangan embrio terjadi di dalam tubuh induk
· Alat gerak berupa 2 pasang tungkai
· Permukaan tubuhnya ditutupi oleh kulit yang ditumbuhi rambut
· Berdarah panas (homoioterm)