Kompetensi 5
indikator 15 : mekanisme gerak otot/sendi/penyakit pada sistem gerak manusia
I. Mekanisme Gerak Otot
Otot merupakan alat gerak aktif. Otot dapat menggerakkan tulang karena otot berkontraksi dan berelaksasi. Otot dibagi menjadi dua berdasarkan sifat kerjanya. Pertama, otot sinergis. Otot sinergis merupakan dua atau lebih otot yang bekerja dengan tujuan yang sama. Contohnya adalah otot-otot di antara tulang rusuk yang bekerja sama saat bernapas. Kedua, otot anagonis. Otot antagonis adalah dua atau lebih otot yang bekerja saling berlawanan. Contohnya pada saat lengan bawah lurus, otot trisep kontraksi dan otot bisep relaksasi dan pada saat lengan bawah terangkat, otot bisep kontraksi dan otot trisep relaksasi. Jenis gerakan yang disebabkan oleh otot antagonis yaitu :
1. Fleksi dan Ekstensi
Ekstensi adalah gerak meluruskan. Sedangkan fleksi adalah gerak membengkokkan atau menekuk. Contohnya gerak pada siku dan lutut
2. Adduksi dan Abduksi
Abduksi adalah gerak yang menjauhi tubuh. Adduksi adalah gerak yang berlawanan dengan abduksi. Adduksi adalah gerak mendekati tubuh. Contohnya merentangkan tangan
3. Elevasi dan Depresi
Elevasi adalah gerak mengangkat. Depresi adalah gerak menurunkan. Contohnya menundukkan kepala
4. Supinasi dan Pronasi
Supinasi adalah gerak menelentangkan dan pronasi adalah gerak menelungkupkan. Contohnya menelentangkan telapak tangan
5. Inversi dan Eversi
Inversi adalah gerakan memutar kaki sehingga sisi medial telapak kaki terangkat ke dalam. Eversi adalah gerakan memutar kaki sehingga sisi lateral telapak kaki terangkat ke luar. Contohnya membuka telapak kaki ke arah luar tubuh.
Dalam sistem mekanisme kerja otot, komponen yang berperan dalam kontraksi otot adalah dua set filamen, yaitu filamen aktin yang tipis dan filamen miosin yang tebal. Kedua jenis filamen tersebut menyusun sebuah serabut otot. Setiap serabut otot diatur sebagai ikatan unit kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer ini yang membuat penampakan bergaris atau lurik pada otot rangka atau otot jantung. Sarkomer terdiri dari beberapa daerah. Ujung tiap sarkomer disebut garis Z. Terdapat daerah gelap yang disebut daerah A yang hanya terdiri dari filamen miosin, berselang-seling dengan daerah terang yang disebut daerah I yang hanya terdiri dari aktin. Dan di tepi daerah A filamin aktin dan miosin saling tumpang tindih. Sedangkan daerah tengah hanya terdiri dari miosin yang terdiri dari zona H; filamen aktin terikat; filamen miosin terikat pada garis M di bagian tengah sarkomer.
II. Persendian
Tulang adalah alat gerak pasif. Persendian adalah hubungan antara 2 atau lebih tulang. Jenis persendian ditentukan oleh pergerakannya. Terbagi atas 2 yakni:
1. Diartrosis = Persendian yang memungkinkan terjadi gerakan secara bebas.
a. Sendi engsel —> Sendi yang bergerak ke satu arah. Ex : Persendian lutut dan siku
b. Sendi pelana —> Sendi yang bergerak ke dua arah. Ex : Tulang telapak tangan dan tulang ibu jari
c. Sendi putar —> Sendi yang bergerak mengitari tulang lain dan menimbulkan gerak rotas. Ex : Persendian diantara lengan bawah dan lengan atas.
d. Sendi peluru —> Sendi yang bergerak ke segala arah dan yang paling bebas bergerak. Ex: persendian lengan atas dan gelang bahu.
e. Sendi geser —> Sendi yang bergerak anya dengan bergeser. Ex : Hubungan antara ruas tulang belakang.
f. Sendil uncur —> Sendi yang memungkinkan pergerakan ke depan, belakang dan memutar. Ex : Persendian di pergelangan kaki
2. Sinartrosis = Persendian yang tidak memungkinkan terjadinya pergerakan. Contohnya adalah tulang tengkorak manusia.
III. Gangguan dan Kelainan yang Terjadi pada Sistem Gerak Manusia
1. Hipertrofi adalah kelainan otot yang membesar dan menjadi lebih kuat karena sel otot diberikan kegiatan/aktivitas yang terus menerus secara berlebihan.
2. Atrofi adalah kelainan otot yang mengecil, lemah, fungsi otot yang menurun. Hal ini disebabkan adanya penyakit polimielitis yang dapat merusakkan sel saraf pada otot.
3. Tetanus adalah kelainan otot yang disebabkan adanya infeksi bakteri Clostridium tetani. Sehingga menyebabkan otot menjadi kejang-kejang dan otot tidak mampu berkontraksi.
4. Patah tulang (fraktur) adalah kelainan pada tulang akibat kecelakaan, baik kendaraan bermotor atau jatuh. Dibedakan menjadi 2 yaitu fraktura yang tertutup (patah tulang yang tidak sampai merobek kulit/otot) dan fraktura yang terbuka (patah tulang yang merobek/menembus kulit/ otot).
5. Osteoporosis adalah kelainan pada tulang yang disebakan karena adanya pengeropososan tulang. Hal ini karena tubuh sudah tidak mampu lagi menyerap dan menggunakan Calcium secara normal.
6. Retak tulang (fisura) merupakan kelainan tulang yang menimbulkan keretakan pada tulang, akibat kecelakaaan.
7. Lordosis adalah kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang melekung pada daerah lumbalis. Hal ini akan mengakibatkan posisi kepala tertarik ke belakang.
8. Skolisosis adalah kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang melekung ke arah lateral. Hal ini akan menyebabkan badan akan bengkok membentuk huruf S.
9. Kifosis adalah kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang yanag terlalu membengkok ke belakang.
10. Miastenia gravis merupakan pelemahan otot secara kumulatif dan mengakibatkan kelumpuhan akibat sistem imunitas yang bekerja secara abnormal.
11. Arthritis merupakan peradangan yang terjadi pada sendi. Biasanya diakibatkan oleh aktivitas berat seperti mengangkat beban yang terlalu berat ataupun disebabkan oleh infeksi virus.
II. Persendian
Tulang adalah alat gerak pasif. Persendian adalah hubungan antara 2 atau lebih tulang. Jenis persendian ditentukan oleh pergerakannya. Terbagi atas 2 yakni:
1. Diartrosis = Persendian yang memungkinkan terjadi gerakan secara bebas.
a. Sendi engsel —> Sendi yang bergerak ke satu arah. Ex : Persendian lutut dan siku
b. Sendi pelana —> Sendi yang bergerak ke dua arah. Ex : Tulang telapak tangan dan tulang ibu jari
c. Sendi putar —> Sendi yang bergerak mengitari tulang lain dan menimbulkan gerak rotas. Ex : Persendian diantara lengan bawah dan lengan atas.
d. Sendi peluru —> Sendi yang bergerak ke segala arah dan yang paling bebas bergerak. Ex: persendian lengan atas dan gelang bahu.
e. Sendi geser —> Sendi yang bergerak anya dengan bergeser. Ex : Hubungan antara ruas tulang belakang.
f. Sendil uncur —> Sendi yang memungkinkan pergerakan ke depan, belakang dan memutar. Ex : Persendian di pergelangan kaki
2. Sinartrosis = Persendian yang tidak memungkinkan terjadinya pergerakan. Contohnya adalah tulang tengkorak manusia.
III. Gangguan dan Kelainan yang Terjadi pada Sistem Gerak Manusia
1. Hipertrofi adalah kelainan otot yang membesar dan menjadi lebih kuat karena sel otot diberikan kegiatan/aktivitas yang terus menerus secara berlebihan.
2. Atrofi adalah kelainan otot yang mengecil, lemah, fungsi otot yang menurun. Hal ini disebabkan adanya penyakit polimielitis yang dapat merusakkan sel saraf pada otot.
3. Tetanus adalah kelainan otot yang disebabkan adanya infeksi bakteri Clostridium tetani. Sehingga menyebabkan otot menjadi kejang-kejang dan otot tidak mampu berkontraksi.
4. Patah tulang (fraktur) adalah kelainan pada tulang akibat kecelakaan, baik kendaraan bermotor atau jatuh. Dibedakan menjadi 2 yaitu fraktura yang tertutup (patah tulang yang tidak sampai merobek kulit/otot) dan fraktura yang terbuka (patah tulang yang merobek/menembus kulit/ otot).
5. Osteoporosis adalah kelainan pada tulang yang disebakan karena adanya pengeropososan tulang. Hal ini karena tubuh sudah tidak mampu lagi menyerap dan menggunakan Calcium secara normal.
6. Retak tulang (fisura) merupakan kelainan tulang yang menimbulkan keretakan pada tulang, akibat kecelakaaan.
7. Lordosis adalah kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang melekung pada daerah lumbalis. Hal ini akan mengakibatkan posisi kepala tertarik ke belakang.
8. Skolisosis adalah kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang melekung ke arah lateral. Hal ini akan menyebabkan badan akan bengkok membentuk huruf S.
9. Kifosis adalah kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang yanag terlalu membengkok ke belakang.
10. Miastenia gravis merupakan pelemahan otot secara kumulatif dan mengakibatkan kelumpuhan akibat sistem imunitas yang bekerja secara abnormal.
11. Arthritis merupakan peradangan yang terjadi pada sendi. Biasanya diakibatkan oleh aktivitas berat seperti mengangkat beban yang terlalu berat ataupun disebabkan oleh infeksi virus.
indikator 16 : sistem peredaran darah pada manusia dan gangguannya
Oksigen dan sari-sari makanan diedarkan melalui darah ke seluruh tubuh. Darah terdiri atas 45% sel-sel darah dan 55% plasma darah. Sel-sel darah terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit.
Alat peredaran darah terdiri atas jantung yang terletak di rongga dada dan pembuluh darah yang tersebar ke seluruh tubuh. Jantung berfungsi untuk memompa darah. Mempunyai 4 ruang yaitu atrium kiri, atrium kanan, ventricle kiri, dan ventricle kanan. Ada katup yang bernama septum atriorum yang berfungsi untuk memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Sedangkan septum interventrakularis yang memisahkan ventricle kiri dan ventricle kanan.
Peredaran darah terbagi atas 2 yakni peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.
1. Peredaran darah kecil adalah peredaran darah yang meliputi ventrikel kanan ke paruparu untuk pertukaran CO2 dengan O2 melalui arteri pulmonaris. Setelah itu akan kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonaris.
2. Peredaran darah besar meliputi ventrikel kiri yang mengalirkan darah ke aorta. Dari aorta, darah dipompa ke seluruh tubuh. Dan kemudian kembali ke atrium kanan melalui vena cava inferior dan vena cava superior.
Jantung bekerja dengan cara berkontraksi dan berelaksasi. Proses kerja jantung adalah sebagai berikut:
1. Atrium berelaksasi, darah dengan kandungan O2 yang tinggi dari paru-paru melewati vena pulmonaris dan masuk ke atrium kiri. Sedangkan darah kaya dengan CO2 diterima oleh atrium kanan dari seluruh tubuh.
2. Atrium berkontraksi dan ventrikel berelaksasi yang menyebabkan darah ari atrium masuk ke ventrikel.
3. Ventrikel berkontrasi sehingga darah di ventrikel kiri dipompa ke seluruh tubuh dan darah kaya CO2 dipompa ke paru-paru melalui ventrikel kanan.
Alat peredaran darah terdiri atas jantung yang terletak di rongga dada dan pembuluh darah yang tersebar ke seluruh tubuh. Jantung berfungsi untuk memompa darah. Mempunyai 4 ruang yaitu atrium kiri, atrium kanan, ventricle kiri, dan ventricle kanan. Ada katup yang bernama septum atriorum yang berfungsi untuk memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Sedangkan septum interventrakularis yang memisahkan ventricle kiri dan ventricle kanan.
Peredaran darah terbagi atas 2 yakni peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.
1. Peredaran darah kecil adalah peredaran darah yang meliputi ventrikel kanan ke paruparu untuk pertukaran CO2 dengan O2 melalui arteri pulmonaris. Setelah itu akan kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonaris.
2. Peredaran darah besar meliputi ventrikel kiri yang mengalirkan darah ke aorta. Dari aorta, darah dipompa ke seluruh tubuh. Dan kemudian kembali ke atrium kanan melalui vena cava inferior dan vena cava superior.
Jantung bekerja dengan cara berkontraksi dan berelaksasi. Proses kerja jantung adalah sebagai berikut:
1. Atrium berelaksasi, darah dengan kandungan O2 yang tinggi dari paru-paru melewati vena pulmonaris dan masuk ke atrium kiri. Sedangkan darah kaya dengan CO2 diterima oleh atrium kanan dari seluruh tubuh.
2. Atrium berkontraksi dan ventrikel berelaksasi yang menyebabkan darah ari atrium masuk ke ventrikel.
3. Ventrikel berkontrasi sehingga darah di ventrikel kiri dipompa ke seluruh tubuh dan darah kaya CO2 dipompa ke paru-paru melalui ventrikel kanan.
Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia
Sistem peredaran darah manusia dapat mengalami gangguan sebagai berikut.
1. Anemia : Penyakit karena kurangnya hemoglobin, zat besi (Fe), dan eritrosit.
2. Leukemia : Penyakit yang disebabkan oleh produksi leukosit yang berlebihan.
3. Varises : Penyebab penyakit ini adalah pelebaran yang diakibatkan oleh pembengkakan di vena. Biasanya terjadi di kaki dan bila terjadi di dekat anus disebut dengan ambeien.
4. Arteriosklerosis adalah pengerasan pembuluh nadi akibat penimbunan zat kapur.
5. Aterosklerosis adalah pengerasan pembuluh nadi akibat penimbunan lemak.
6. Embolus merupakan penyakit yang disebabkan oleh pembuluh darah yang tersumbat oleh benda asing.
7. Trombosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh pembuluh darah yang tersumbat oleh bekuan komponen darah.
Sistem peredaran darah manusia dapat mengalami gangguan sebagai berikut.
1. Anemia : Penyakit karena kurangnya hemoglobin, zat besi (Fe), dan eritrosit.
2. Leukemia : Penyakit yang disebabkan oleh produksi leukosit yang berlebihan.
3. Varises : Penyebab penyakit ini adalah pelebaran yang diakibatkan oleh pembengkakan di vena. Biasanya terjadi di kaki dan bila terjadi di dekat anus disebut dengan ambeien.
4. Arteriosklerosis adalah pengerasan pembuluh nadi akibat penimbunan zat kapur.
5. Aterosklerosis adalah pengerasan pembuluh nadi akibat penimbunan lemak.
6. Embolus merupakan penyakit yang disebabkan oleh pembuluh darah yang tersumbat oleh benda asing.
7. Trombosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh pembuluh darah yang tersumbat oleh bekuan komponen darah.
indikator 17 : sistem pencernaan makanan pada manusia dan gangguannya
1. Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia
Setiap makhluk hidup perlu makanan yang akan digunakan untuk memperoleh energi, memperbaiki bagian tubuh yang rusak, dan untuk pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup tersebut. Makanan yang dikonsumsi tidak berasal dari sembarang sumber, namun berasal dari beberapa faktor yang perlu duiperhitungkan seperti faktor kesehatan, jenis kelamin, umur, aktivitas hidup, serta selera makan yang mempengaruhi makanan yang dikonsumsi.
Setiap makhluk hidup perlu makanan yang akan digunakan untuk memperoleh energi, memperbaiki bagian tubuh yang rusak, dan untuk pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup tersebut. Makanan yang dikonsumsi tidak berasal dari sembarang sumber, namun berasal dari beberapa faktor yang perlu duiperhitungkan seperti faktor kesehatan, jenis kelamin, umur, aktivitas hidup, serta selera makan yang mempengaruhi makanan yang dikonsumsi.
Sistem pencernaan makanan pada manusia terjadi dalam dua proses, yaitu secara mekanis dan kimiawi. Proses mekanis dapat terjadi karena adanya gerakan antara alat – alat pencernaan seperti proses mengunyah dan gerak peristaltik yang terdiri dari saluran pencernaan (mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus) dan kelenjar pencernaan (yang menghasilkan enzim yang dibutuhkan dalam proses pencernaan. Sedangkan proses kimiawi dapat terjadi dengan melibatkan enzim –enzim pencernaan dengan menghancurkan makanan yang dilakukan oleh enzim – enzim pencernaan.
Alat penceraan berupa:
1. Rongga Mulut (Cavum Oris)
· Terdiri atas pipi dan bibir, lidah (lingua), kelenjar dudah, gigi seri, taring, geraham, dan kerongkongan (esofagus)
· Pipi dan bibir tersusun oleh otot – otot yang berfungsi untuk mengunyah dan berbicara. Bagian luar pipi dan bibir diselaputi oleh kulit.
· Pada lidah (lingua) terdapat daerah sensitif rasa manis (ujung lidah), rasa asin (depan lidah), rasa asam (sisi kiri dan kanan lidah), dan rasa pahit (belakang lidah).
· Beberapa kelenjar ludah (glandula salivary) yang menghasilkan air liur atau ludah yang mengandung enzim amilase (ptialin):
- Kelenjar parotis: terletak di sebelah bawah depan daun telinga.
- Kelenjar sublingual / mandibularis: terletak di bawah lidah.
- Kelenjar sunmandibularis: terletak lebih ke samping dan ke belakang dari kelenjar sublingualis.
2. Kerongkongan (Esophagus)
Makanan yang telah dicerna dalam rongga mulut masuk ke kerongkongan melalui proses menelan atau deglutasi.
3. Lambung (Ventrikulus/gaster)
· Terdiri atas 3 (tiga) bagian yaitu kardia, fundus, dan antrum.
Tabel sekret lambung
Alat penceraan berupa:
1. Rongga Mulut (Cavum Oris)
· Terdiri atas pipi dan bibir, lidah (lingua), kelenjar dudah, gigi seri, taring, geraham, dan kerongkongan (esofagus)
· Pipi dan bibir tersusun oleh otot – otot yang berfungsi untuk mengunyah dan berbicara. Bagian luar pipi dan bibir diselaputi oleh kulit.
· Pada lidah (lingua) terdapat daerah sensitif rasa manis (ujung lidah), rasa asin (depan lidah), rasa asam (sisi kiri dan kanan lidah), dan rasa pahit (belakang lidah).
· Beberapa kelenjar ludah (glandula salivary) yang menghasilkan air liur atau ludah yang mengandung enzim amilase (ptialin):
- Kelenjar parotis: terletak di sebelah bawah depan daun telinga.
- Kelenjar sublingual / mandibularis: terletak di bawah lidah.
- Kelenjar sunmandibularis: terletak lebih ke samping dan ke belakang dari kelenjar sublingualis.
2. Kerongkongan (Esophagus)
Makanan yang telah dicerna dalam rongga mulut masuk ke kerongkongan melalui proses menelan atau deglutasi.
3. Lambung (Ventrikulus/gaster)
· Terdiri atas 3 (tiga) bagian yaitu kardia, fundus, dan antrum.
Tabel sekret lambung
4. Hati
· Memproduksi protein plasma (albumin, fibrinogen, protombin) juga memproduksi heparin (suatu antikoagulan darah).
· Fagositosis mikroorganisme dan sel – sel daran (merah dan putih) yang sudah tua atau rusak.
· Pusat metobolisme protein, lemak, dan karbohidrat.
· Merupakan gudang penyimpanan berbagai zat seperti mineral dan vitamin.
· Memproduksi cairan empedu.
5. Katong Empedu
· Menyimpan sekitar 50 ml empedu yan gdibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan.
· Organ ini terhubung dengan hati dan usus dua belas jari memlaui saluran empedu
6. Pankreas
· Menghasilkan beberapa enzim pencernaan:
- Tripsinogen: diaktifkan oleh enzim enterokinase menjadi tripsin. Senyawa protein diubah oleh tripsin menjadi dipeptida.
- Kimotripsinogen: diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin untuk membantu tripsin.
- Peptidase: berperan mengubah senyawa peptida menjadi asam amino.
- Lipase: berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
- Amilase: berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.
- Nuklease: berfungsi memecah asam nukkleat menjadi nukleotida.
- NaHCO3/KHCO3 atau ion bikarbonat HCO3: berfungsi menetralkan suasana asam yang berasal dari lambung.
7. Usus halus
· Terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
· Dalam usus dua belas jari dihasilkan enzim – enzim sebgai berikut:
- Enterokinase: berfungsi menghasilkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas.
- Erepsin / dipeptidase: berfungsi mengubah dipeptida / pepton menjadi asam amino.
- Laktase: berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa.
- Maltase: berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa/
- Disakarase: berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida.
- Peptidase: berfungsi mengubah polipeptida menjadi asam amino.
- Lipase: berfungsi mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak.
- Sukrase: berfungsi mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.
8. Usus besar (intestinum crasum)
· Fungsi utamanya menyerap air dari feses.
· Meliputi bagian askenden, transversum, dan deskenden.
9. Poros usus (rektum) dan Anus (aboral)
· Fungsinya sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
· Memproduksi protein plasma (albumin, fibrinogen, protombin) juga memproduksi heparin (suatu antikoagulan darah).
· Fagositosis mikroorganisme dan sel – sel daran (merah dan putih) yang sudah tua atau rusak.
· Pusat metobolisme protein, lemak, dan karbohidrat.
· Merupakan gudang penyimpanan berbagai zat seperti mineral dan vitamin.
· Memproduksi cairan empedu.
5. Katong Empedu
· Menyimpan sekitar 50 ml empedu yan gdibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan.
· Organ ini terhubung dengan hati dan usus dua belas jari memlaui saluran empedu
6. Pankreas
· Menghasilkan beberapa enzim pencernaan:
- Tripsinogen: diaktifkan oleh enzim enterokinase menjadi tripsin. Senyawa protein diubah oleh tripsin menjadi dipeptida.
- Kimotripsinogen: diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin untuk membantu tripsin.
- Peptidase: berperan mengubah senyawa peptida menjadi asam amino.
- Lipase: berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
- Amilase: berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.
- Nuklease: berfungsi memecah asam nukkleat menjadi nukleotida.
- NaHCO3/KHCO3 atau ion bikarbonat HCO3: berfungsi menetralkan suasana asam yang berasal dari lambung.
7. Usus halus
· Terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
· Dalam usus dua belas jari dihasilkan enzim – enzim sebgai berikut:
- Enterokinase: berfungsi menghasilkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas.
- Erepsin / dipeptidase: berfungsi mengubah dipeptida / pepton menjadi asam amino.
- Laktase: berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa.
- Maltase: berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa/
- Disakarase: berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida.
- Peptidase: berfungsi mengubah polipeptida menjadi asam amino.
- Lipase: berfungsi mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak.
- Sukrase: berfungsi mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.
8. Usus besar (intestinum crasum)
· Fungsi utamanya menyerap air dari feses.
· Meliputi bagian askenden, transversum, dan deskenden.
9. Poros usus (rektum) dan Anus (aboral)
· Fungsinya sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Kelenjar pencernaan berupa:
· Kelenjar ludah (glandula salivalis) berupa ptialin, enzim maltose
· Pankreas (penghasil disakarase, steapsin, trypsinogen, dan NaHCO3)
· Kelenjar cerna di lambung (pepsin, gastrin, renin, lipase, dan HCl)
· Hati (hepar) penghasil empedu
· Kantong empedu (bilus) pengemulsi lemak
Berikut merupakan macam – macam zat makanan yang dikonsumsi manusia mengandung komponen:
a. Karbohidrat (C-H-O)
Seperti: amilum, glukosa, glikogen, disakarida
Fungsi: - sumber kalori (4,1 kalori/gram)
- Bahan pembentuk protein dan lemak
- Menjaga keseimbangan asam dan basa
b. Protein (C-H-O-N)
Tersusun dari asam amino sesensial dan non-esensial
Fungsi: - untuk pertumbuhan dan perkembangan
- Mengganti bagian tubuh yang rusak
- Pembentuk jaringan baru
- Pembentuk enzim, antibodi, dan hormon
- Menjaga keseimbangan asam basa
- Penghasil kalori (4,1 kalori/gram)
c. Lemak (C-H-O)
Tersusun oleh asam lemak dan gliserol
Fungsi: - sumber utama kalori (9,3 kalori/gram)
- Pelarut vitamin A-D-E-K
- Pelindung alat tubuh
- Cadangan makanan dalam kulit
- Bantalan lemak dari faktor luar
d. Vitamin larut air (vitamin B dan C)
· Kelenjar ludah (glandula salivalis) berupa ptialin, enzim maltose
· Pankreas (penghasil disakarase, steapsin, trypsinogen, dan NaHCO3)
· Kelenjar cerna di lambung (pepsin, gastrin, renin, lipase, dan HCl)
· Hati (hepar) penghasil empedu
· Kantong empedu (bilus) pengemulsi lemak
Berikut merupakan macam – macam zat makanan yang dikonsumsi manusia mengandung komponen:
a. Karbohidrat (C-H-O)
Seperti: amilum, glukosa, glikogen, disakarida
Fungsi: - sumber kalori (4,1 kalori/gram)
- Bahan pembentuk protein dan lemak
- Menjaga keseimbangan asam dan basa
b. Protein (C-H-O-N)
Tersusun dari asam amino sesensial dan non-esensial
Fungsi: - untuk pertumbuhan dan perkembangan
- Mengganti bagian tubuh yang rusak
- Pembentuk jaringan baru
- Pembentuk enzim, antibodi, dan hormon
- Menjaga keseimbangan asam basa
- Penghasil kalori (4,1 kalori/gram)
c. Lemak (C-H-O)
Tersusun oleh asam lemak dan gliserol
Fungsi: - sumber utama kalori (9,3 kalori/gram)
- Pelarut vitamin A-D-E-K
- Pelindung alat tubuh
- Cadangan makanan dalam kulit
- Bantalan lemak dari faktor luar
d. Vitamin larut air (vitamin B dan C)
e. Vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K)
f. Mineral makro atau makro elemen
g. Mineral mikro atau mikro elemen
Terdiri dari Fe, P, Ca, I, Mg, Na, Ca, S, Cl
Penting dalam pemeliharaan proses – proses tubuh
Tidak menghasilkan kalori, tidak dicerna, dapat langsung diserap tubuh
h. Air
Fungsi: - bahan pelarut
- Pengaktif enzim metabolik
- Memelihara homeostasi
- Memperlancar proses enzimatis
1. Gangguan pada Sistem Pencernaan Manusia
1. Diare
Terjadi akibat perferakan yang cepat dari materi feses sepanjang usus besar. Akibatnya feses keluar dalam bentuk encer.
Disebabkan oleh beberapa jenis bakteri (bakteri kolera dan bakteri disentri)
2. Sembelit
Merupakan gangguan sistem pencernaan yang disebabkan oleh keterlambatan defekasi.
3. Gatritis
Merupakan gangguan sistem pencernaan akibat peradangan pada laposan mukosa lambung.
4. Apendisitis
Merupakan peradangan pada umbai cacing atau radang usus buntu.
5. Sumbing
Terjadi karena adanya kelainan pada bagian bibir dan palatum.
6. Peritonitis
Adanya infeksi pada rongga perut.
7. Xerostomia
Terjadi karena produksi air liur yang sedikit.
8. Maldigasti
Kelebihan makanan dalam lambung.
9. Ulkus atau tukak lambung
Terkena infeksi bakteri tertentu. Menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi ambung jatuh di rongga perut.
10. Konstipasi atau sembelit
Terjadi karena kurang mengkonsumsi makanan berserat dan banyak mengonsumsi daging.
11. Mual dan muntah
Disebabkan peregangan atau iritasi duodenum dan usus halus bagian bawah.
12. Perut kembung (flatulensi)
Meningkatnya jumlah gas dalam saluran cerna.
13. Gastritis (maag)
Peradangan pada mukosa (selaput lendir) lambung.
f. Mineral makro atau makro elemen
g. Mineral mikro atau mikro elemen
Terdiri dari Fe, P, Ca, I, Mg, Na, Ca, S, Cl
Penting dalam pemeliharaan proses – proses tubuh
Tidak menghasilkan kalori, tidak dicerna, dapat langsung diserap tubuh
h. Air
Fungsi: - bahan pelarut
- Pengaktif enzim metabolik
- Memelihara homeostasi
- Memperlancar proses enzimatis
1. Gangguan pada Sistem Pencernaan Manusia
1. Diare
Terjadi akibat perferakan yang cepat dari materi feses sepanjang usus besar. Akibatnya feses keluar dalam bentuk encer.
Disebabkan oleh beberapa jenis bakteri (bakteri kolera dan bakteri disentri)
2. Sembelit
Merupakan gangguan sistem pencernaan yang disebabkan oleh keterlambatan defekasi.
3. Gatritis
Merupakan gangguan sistem pencernaan akibat peradangan pada laposan mukosa lambung.
4. Apendisitis
Merupakan peradangan pada umbai cacing atau radang usus buntu.
5. Sumbing
Terjadi karena adanya kelainan pada bagian bibir dan palatum.
6. Peritonitis
Adanya infeksi pada rongga perut.
7. Xerostomia
Terjadi karena produksi air liur yang sedikit.
8. Maldigasti
Kelebihan makanan dalam lambung.
9. Ulkus atau tukak lambung
Terkena infeksi bakteri tertentu. Menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi ambung jatuh di rongga perut.
10. Konstipasi atau sembelit
Terjadi karena kurang mengkonsumsi makanan berserat dan banyak mengonsumsi daging.
11. Mual dan muntah
Disebabkan peregangan atau iritasi duodenum dan usus halus bagian bawah.
12. Perut kembung (flatulensi)
Meningkatnya jumlah gas dalam saluran cerna.
13. Gastritis (maag)
Peradangan pada mukosa (selaput lendir) lambung.
indikator 18 : sistem pernapasan pada manusia dan gangguannya
I. Alat Pernapasan
1. HIDUNG
Hidung merupakan organ pernapasan pertama yang dilalui udara luar, merupakan lubang tempat masuk dan keluarnya udara pernapasan. Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Selain menghirup udara melalui hidung sebenarnya kita juga dapat menghirup uadara melalui mulut. Tapi sebaiknya kita bernapas melalui hidung saja. Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan bulu-bulu hidung.
Jika bernapas melalui hidung, maka ada beberapa keuntungan yang kita peroleh, yaitu sebagai berikut:
• Udara yang masuk menjadi bersih karena terlabih dahulu disaring oleh bulu-bulu hidung selaput lendir.
• Udara yang masuk mengalami penyesuaian suhu sesuai dengan panas tubuh kita.
• Udara yang masuk mengalami penyesuaian kelembapan sesuai dengan kondisi tubuh.
Fungsi Hidung Bulu hidung dan lapisan lendir di dalam rongga hidung menyaring debu dan mikroorganisme dari udara yang masuk. Kapailer darah yang banyak terdapat pada selaput lendir/membran mukus membantu mengatur suhu udara yang masuk menjadi hampir sama dengan suhu badan di samping melembabkannya. Selain itu hidung juga berfungsi sebagai organ untuk membau karena reseptor bau terletak di bagian atas hidung.
2. FARING
Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran tenggorokan yang merupakan saluran pernapasan, dan saluran kerongkongan yang merupakan saluran pencernaan. Faring dimulai dari akhir lubang hidung hingga daerah awal laring (pangkal tenggorok). Pada daerah ini kadang-kadang terjadi kemacetan makanan apabila mekanisme klep antara selaput lunak langit-langit atas dan epiglottis pada bagian bawah terganggu. Gangguan tersebut dapat diakibatkan karena bicara atau bernapas saat sedang makan, gangguan tersebut disebut tersedak. Fungsi faring dalam proses pernapasan hanya sebagai tempat lewatnya udara, menuju ke laring .
3. LARING
Laring merupakan daerah kotak suara dengan selaput suara. Pita suara terletak di dinding laring bagian dalam. Selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari paru-paru. Pada laring terdapat katup pangkal tenggorok (epiglottis) dan tulang-tulang rawan yang membentuk struktur jakun. Epiglottis berguna untuk menutup laring sewaktu kita menelan makanan. Dengan demikian, makanan kita tidak masuk ke dalam saluran pernapasan. Pada laring juga terdapat cairan yang berguna untuk menangkap debu dan kotoran yang masuk. Bila udara yang kotor dan mengandung banyak kuman terbawa masuk ke saluran pernapasan, maka dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada laring yang disebut laringitis (radang laring). Bila infeksi cukup parah, maka dapat mengakibatkan selaput suara membengkak dan akhirnya suara menjadi serak atau hilang sama sekali. Fungsi Laring mengatur tingkat ketegangan dari pita suara yang selanjutnya mengatur suara. Laring juga menerima udara dari faring diteruskan ke dalam trakea dan mencegah makanan dan air masuk ke dalam trakea.
4. TRAKEA
Batang tenggorok (trakea) terletak di depan kerongkongan (saluran makanan). Batang tenggorok tersusun dari tulang-tulang rawan yang berbentuk cincin. Dinding sebelah dalam tenggorok mempunyai selaput lendir yang sel-selnya berambut getar. Selaput lendir dan rambut getar berfungsi untuk menahan dan mengeluarkan udara kotor (debu) agar tidak masuk ke dalam paru-paru. Akibat pengeluaran secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin. Jadi, fungsi trakea yaitu mengusir debu-debu halus yang lolos dari penyaringan di rongga hidung.
5. BRONKUS
Cabang batang tenggorok (bronkus) tersusun dari tulang-tulang rawan yang berbentuk cincin. Bronkus merupakan percabangan dari trakea, bercabang menjadi 2 yaitu ke kanan menuju paru-paru kanan dan ke kiri menuju paru-paru kiri. Di dalam paru-paru bronkus bercabang-cabang menjadi bronkiolus yang menuju setiap lobus paru-paru. Fungsi bronkus adalah menyediakan tempat laluan jalannya udara yang dibawa masuk ke dalam paru-paru dan untuk mengeluarkan udara.
6. BRONKIOLUS
Anak cabang batang tenggorok (bronkiolus) mengambil percabangan sesuai dengan jumlah gelambir paru-paru. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan bercabang 3, sedangkan yang menuju paru-paru kiri bercabang 2. Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan salurannya lebih tipis. Pada ujung bronkiolus terdapat gelembung- gelembung yang sangat kecil yang disebut alveolus.
7. PARU-PARU
Paru-paru (pulmo) terletak di dalam rongga dada di atas diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut). Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dengan rongga perut. Paru-paru manusia ada sepasang, sebelah kanan dan kiri. Pada bagian kiri terdiri atas 2 gelambir (lobus), sedangkan pada bagian kanan terdiri atas 3 gelambir. Paru-paru terbungkus oleh suatu selaput paru-paru (pleura). Pleura ada 2 lapisan dan di antara keduanya terisi oleh suatu cairan. Cairan tersebut berguna untuk melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan mengempis. Di dalam paru-paru terdapat penting yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara (oksigen dan karbondioksida), yaitu alveolus. Dalam paru-paru ada sekitar 300 juta alveolus. Setiap alveolus diselubungi oleh pembuluh darah yang membentuk jaring. Dinding alveolus sangat tipis setebal silapis sel, lembap dan berdekatan dengan kapiler-kapiler darah. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya luasnya daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas. Pada bagian alveolus inilah terjadi pertukaran gas-gas O2 dari udara bebas ke sel-sel darah, sedangkan perukaran CO2 dari sel-sel tubuh ke udara bebas terjadi.
II. Proses Pernapasan
Masuk dan keluarnya udara pernapasan dari paru-paru merupakan hasil kerja otot-otot dada dan otot diagfragma. Diagfragma adalah sekat antara rongga dada dan rongga perut. Berdasarkan otot yang mengatur keluar masuknya udara, proses pernapasan dibedakan menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.
a. Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
· Fase inspirasi.
Fase ini berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
· Fase ekspirasi.
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
b. Pernapasan perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
· Fase inspirasi.
Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
· Fase ekspirasi.
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
gangguan pada organ pernapasan manusia
Berikut adalah beberapa contoh gangguan pada sistem pernapasan manusia:
1. Emfisema
Emfisema adalah penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan.
Gejala penyakit ini berupa :
Pada awal gejalanya serupa dengan bronkhitis Kronis
Napas terengah-engah disertai dengan suara seperti peluit
Dada berbentuk seperti tong, otot leher tampak menonjol, penderita sampai membungkuk
Bibir tampak kebiruan
Berat badan menurun akibat nafsu makan menurun
Batuk menahun.
Penyebab
Bronkhitis Kronis yang berkaitan dengan merokok
Mengisap asap rokok/debu
Pengaruh usia.
2.Asma
Asma merupakan kelainan berupa penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi, seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin.
3.Kanker paru-paru
Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.
4.Tuberkulosis (TBC)
TBC merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas, dapat menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering terengah-engah.
5.Bronkhitis
Merupakan gangguan pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Gejalanya adalah penderita mengalami demam dan menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan. Akibatnya penderita mengalami sesak napas.
6.Influenza (flu)
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini timbul dengan gejala bersin-bersin, demam, dan pilek.
7.Pneumonia(batuk rejan, atau batuk seratus hari)
Radang paru-paru (bahasa Inggris: pneumonia) adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). Radang paru-paru dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol.
Gejala yang berhubungan dengan radang paru-paru termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernapas.
1. Emfisema
Emfisema adalah penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan.
Gejala penyakit ini berupa :
Pada awal gejalanya serupa dengan bronkhitis Kronis
Napas terengah-engah disertai dengan suara seperti peluit
Dada berbentuk seperti tong, otot leher tampak menonjol, penderita sampai membungkuk
Bibir tampak kebiruan
Berat badan menurun akibat nafsu makan menurun
Batuk menahun.
Penyebab
Bronkhitis Kronis yang berkaitan dengan merokok
Mengisap asap rokok/debu
Pengaruh usia.
2.Asma
Asma merupakan kelainan berupa penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi, seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin.
3.Kanker paru-paru
Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.
4.Tuberkulosis (TBC)
TBC merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas, dapat menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering terengah-engah.
5.Bronkhitis
Merupakan gangguan pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Gejalanya adalah penderita mengalami demam dan menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan. Akibatnya penderita mengalami sesak napas.
6.Influenza (flu)
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini timbul dengan gejala bersin-bersin, demam, dan pilek.
7.Pneumonia(batuk rejan, atau batuk seratus hari)
Radang paru-paru (bahasa Inggris: pneumonia) adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). Radang paru-paru dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol.
Gejala yang berhubungan dengan radang paru-paru termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernapas.
indikator 19 : sistem ekskresi pada manusia dan gangguannya
Alat ekskresi pada manusia terdiri atas ginjal, kulit, hati, dan paru-paru.
1. Ginjal
Pada ginjal berlangsung proses pembentukan urine. Pembentukan urine melalui proses filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi seperti dijelaskan dalam table berikut.
1. Ginjal
Pada ginjal berlangsung proses pembentukan urine. Pembentukan urine melalui proses filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi seperti dijelaskan dalam table berikut.
2. Kulit
Kulit mengekskersikan zat-zat dalam bentuk keringat. Kulit tersusun dari lapisan epidermis dan dermis. Kelenjar keringat terdapat di lapisan dermis. Gangguan pada kulit di antaranya jerawat, eksim, kusta, panau, dan kurap.
3. Hati
Hati sebagai alat ekskresi menghasilkan empedu. Empedu berasal dari penghancuran hemoglobin dari eritrosit yang telah tua. Penyakit atau gangguan pada hati diantaranya hepatitis, penyakit kuning (jaundice), dan sirosis hati (pengerasan organ hati).
4. Paru-Paru
Paru-paru sebagai alat ekskresi mengeluarkan uap air dan karbon dioksida. Kedua zat tersebut merupakan hasil metabolisme karbohidrat dan lemak. Keduanya dikeluarkan dari jaringan tubuh dan masuk mengikuti aliran darah menuju alveoli paru-paru. Dalam plasma darah, karbon dioksida sebagian besar diangkut dalam bentuk ion HCO3, sekitar 25% diikat oleh Hb dalam bentuk karboksihemoglobin, dan dalam kadar yang sangat sedikit larit dalam bentuk H2CO3. Penyakit atau gangguan pada paru-paru antaranya batuk, asma, bronkitis, TBC, dan radang paru-paru (pneumonia).
Hasil akhir pembentukan urine berupa urine sebenernya. Urine sebenarnya akan menuju kanton kemih (pelvis renalis) melalui ureter. Beberapa penyakit akibat gangguan pada ginjal sebagai berikut:
a. Anuria, tidak terjadi pembentukan urine.
b. Uremia, terbawanya urine ke dalam aliran darah akibat adanya kebocoran pada salah satu saliran dalam nefron.
c. Nefritis, peadangan pada nefron karena infeksi bakteri streptococcus. Akibatnya, protein yang masuk bersama urine primer tidak dapat disaring sehingga ikut keluar bersama urine.
d. Albuminuria, terdapatnya albumin maupun protein lain di dalam urine. Gangguan ini disebabkan terjadinya kerusakan alat filtrasi pada ginjal (glomerulus).
e. Polyuria, produksi urine melebihi batas normal.
f. Batu ginjal, terbentuknya garam kalsium dan penimbunan asam urat sehingga membentuk CaCO3 (kalsium karbonat) pada ginjal atau saluran urine.
g. Diabetes mellitus, terdapatnya glukosa dalam urine akibat oleh kekurangan hormone insulin. Gejala lain dari penyakit ini di antaranya sering kecing, cepat haus, dan lapar.
h. Diabetes insipidus, produksi urine meningkat karena kelenjar hipofisis gagal menyekresikan hormone antidiuretik.
Kulit mengekskersikan zat-zat dalam bentuk keringat. Kulit tersusun dari lapisan epidermis dan dermis. Kelenjar keringat terdapat di lapisan dermis. Gangguan pada kulit di antaranya jerawat, eksim, kusta, panau, dan kurap.
3. Hati
Hati sebagai alat ekskresi menghasilkan empedu. Empedu berasal dari penghancuran hemoglobin dari eritrosit yang telah tua. Penyakit atau gangguan pada hati diantaranya hepatitis, penyakit kuning (jaundice), dan sirosis hati (pengerasan organ hati).
4. Paru-Paru
Paru-paru sebagai alat ekskresi mengeluarkan uap air dan karbon dioksida. Kedua zat tersebut merupakan hasil metabolisme karbohidrat dan lemak. Keduanya dikeluarkan dari jaringan tubuh dan masuk mengikuti aliran darah menuju alveoli paru-paru. Dalam plasma darah, karbon dioksida sebagian besar diangkut dalam bentuk ion HCO3, sekitar 25% diikat oleh Hb dalam bentuk karboksihemoglobin, dan dalam kadar yang sangat sedikit larit dalam bentuk H2CO3. Penyakit atau gangguan pada paru-paru antaranya batuk, asma, bronkitis, TBC, dan radang paru-paru (pneumonia).
Hasil akhir pembentukan urine berupa urine sebenernya. Urine sebenarnya akan menuju kanton kemih (pelvis renalis) melalui ureter. Beberapa penyakit akibat gangguan pada ginjal sebagai berikut:
a. Anuria, tidak terjadi pembentukan urine.
b. Uremia, terbawanya urine ke dalam aliran darah akibat adanya kebocoran pada salah satu saliran dalam nefron.
c. Nefritis, peadangan pada nefron karena infeksi bakteri streptococcus. Akibatnya, protein yang masuk bersama urine primer tidak dapat disaring sehingga ikut keluar bersama urine.
d. Albuminuria, terdapatnya albumin maupun protein lain di dalam urine. Gangguan ini disebabkan terjadinya kerusakan alat filtrasi pada ginjal (glomerulus).
e. Polyuria, produksi urine melebihi batas normal.
f. Batu ginjal, terbentuknya garam kalsium dan penimbunan asam urat sehingga membentuk CaCO3 (kalsium karbonat) pada ginjal atau saluran urine.
g. Diabetes mellitus, terdapatnya glukosa dalam urine akibat oleh kekurangan hormone insulin. Gejala lain dari penyakit ini di antaranya sering kecing, cepat haus, dan lapar.
h. Diabetes insipidus, produksi urine meningkat karena kelenjar hipofisis gagal menyekresikan hormone antidiuretik.
indikator 20 : sistem regulasi (saraf, endokrin, pengindraan) pada manusia
|
|
Tubuh manusia mempunyai banyak sistem organ tubuh yang mengerjakan tugasnya masing-masing. Agar fungsi antar organ dapat berkoordinasi dengan baik, maka tubuh pun dilengkapi dengan sistem pengatur yang dikenal dengan sistem regulasi. Sistem regulasi pada manusia dilakukan oleh 3 sistem, yaitu:
1. Sistem saraf untuk menerima, menghantarkan, dan menanggapi rangsang (sistem komunikasi tubuh).
2. Sistem endokrin untuk mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi, serta tingkah laku dengan menghasilkan hormon.
3. Sistem indra untuk menerima rangsangan dari lingkungan eksternal.
A. SISTEM SARAF
Sistem saraf tersusun dari sel-sel saraf yang dibedakan menjadi dua, yaitu neuron (sel-sel saraf) dan neuroglia (memberi nutrisi dan bahan untuk hidupnya neuron).
1. Sel Saraf (neuron)
Merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Tersusun atas badan sel saraf, dendrit, dan neurit (akson).
1. Badan sel, mengandung nucleus dan nukleolus yang dikelilingi oleh sitoplasma.
2. Dendrit, merupakan serabut saraf pendek yang bercabang-cabang keluar dari badan sel. Berfungsi menerima impuls (rangsangan) yang datang dari neuron lain untuk dibawa menujun badan sel saraf.
3. Neurit (akson), merupakan serabut saraf panjang dan umumnya menghantarkan impuls dari badan sel saraf ke kelenjar-kelenjar dan serabut-serabut ke otot. Kebanyakan diselubungi selubung myelin yang berfungsi melindungi, memberi nutrisi, dan mempercepat jalannya impuls.
1. Sistem saraf untuk menerima, menghantarkan, dan menanggapi rangsang (sistem komunikasi tubuh).
2. Sistem endokrin untuk mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi, serta tingkah laku dengan menghasilkan hormon.
3. Sistem indra untuk menerima rangsangan dari lingkungan eksternal.
A. SISTEM SARAF
Sistem saraf tersusun dari sel-sel saraf yang dibedakan menjadi dua, yaitu neuron (sel-sel saraf) dan neuroglia (memberi nutrisi dan bahan untuk hidupnya neuron).
1. Sel Saraf (neuron)
Merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Tersusun atas badan sel saraf, dendrit, dan neurit (akson).
1. Badan sel, mengandung nucleus dan nukleolus yang dikelilingi oleh sitoplasma.
2. Dendrit, merupakan serabut saraf pendek yang bercabang-cabang keluar dari badan sel. Berfungsi menerima impuls (rangsangan) yang datang dari neuron lain untuk dibawa menujun badan sel saraf.
3. Neurit (akson), merupakan serabut saraf panjang dan umumnya menghantarkan impuls dari badan sel saraf ke kelenjar-kelenjar dan serabut-serabut ke otot. Kebanyakan diselubungi selubung myelin yang berfungsi melindungi, memberi nutrisi, dan mempercepat jalannya impuls.
Bersadarkan fungsinya neuron dibedakan menjadi empat
1. Neuron sensorik, berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Dendritnya berhubungan dengan reseptor dan neuritnya berhubungan dengan neuron lain.
2. Neuron motorik, berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor. Dendritnya menerima impuls dari akson neuron lain dan neuritnya berhubungan dengan efektor.
3. Neuron konektor, berfungsi menghubungkan neuron satu dengan neuron yang lain.
4. Neuron adjustor, berfungsi menghubungkan neuron sensorik dengan neuron motorik pada pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang).
PENGHANTARAN IMPULS
Rangsangan yang diterima oleh neuron sensorik akan dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis.
a. Penghantaran lewat sel saraf
Sel saraf bila dalam keadaan istirahat, muatan listrik di luar sel saraf positif (+), sedangkan muatan listrik di dalam membran (-). Keadaan ini disebut polarisasi. Adanya rangsang dari organ reseptor menyebabkan pembalikan beda potensial (depolarisasi), sehingga terjadi perambatan gelombang sesuai beda potensial.
b. Penghantaran lewat Sinapsis
1) Bila impuls sampai di tombol sinapsis, akan mengakibatkan peningkatan permiabelitas membran prasinapsis terhadap ion Ca.
2) Gelembung sinapsis melebur dengan membran prasinapsis sambil mengeluarkan neurotransmiter ke celah sinapsis.
3) Neurotransmiter membawa impuls ke membran postsinapsis. Setelah itu neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim asetil kolinesterase menjadi setil dan asam stanont. Zat ini disimpan dalam gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.
2. Sistem saraf
A. Sistem saraf pusat
1. Otak
Otak besar (cerebrum)
Otak besar terdiri atas lobus oksipitalis (bagian belakang) sebagai pusat penglihatan, lobus parietalis (bagian tengah) sebagai pusat pengendalian kerja dan perubahan kulit dan otot, lobus temporalis (bagian samping) sebagai pusat pendengaran, penciuman dan pengecapan. Serta terakhir lobus frontalis (bagian depan) sebagai pusat pengendalian kerja otot dan intelegensi manusia.
Sebagai pengendali dan pengatur kerja organ tubuh, cerebrum dibedakan atas:
1. Area sensorik, sebagai penerima rangsang dari reseptor.
2. Area motorik, merespon rangsang yang sampai di otak dan efektor.
3. Area asosiasi, sebagai penghubung area sensorik dengan area motorik dan berfungsi juga sebagai pusat berpikir, membuat keputusan, serta menyimpan ingatan dan kesimpulan.
1. Neuron sensorik, berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Dendritnya berhubungan dengan reseptor dan neuritnya berhubungan dengan neuron lain.
2. Neuron motorik, berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor. Dendritnya menerima impuls dari akson neuron lain dan neuritnya berhubungan dengan efektor.
3. Neuron konektor, berfungsi menghubungkan neuron satu dengan neuron yang lain.
4. Neuron adjustor, berfungsi menghubungkan neuron sensorik dengan neuron motorik pada pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang).
PENGHANTARAN IMPULS
Rangsangan yang diterima oleh neuron sensorik akan dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis.
a. Penghantaran lewat sel saraf
Sel saraf bila dalam keadaan istirahat, muatan listrik di luar sel saraf positif (+), sedangkan muatan listrik di dalam membran (-). Keadaan ini disebut polarisasi. Adanya rangsang dari organ reseptor menyebabkan pembalikan beda potensial (depolarisasi), sehingga terjadi perambatan gelombang sesuai beda potensial.
b. Penghantaran lewat Sinapsis
1) Bila impuls sampai di tombol sinapsis, akan mengakibatkan peningkatan permiabelitas membran prasinapsis terhadap ion Ca.
2) Gelembung sinapsis melebur dengan membran prasinapsis sambil mengeluarkan neurotransmiter ke celah sinapsis.
3) Neurotransmiter membawa impuls ke membran postsinapsis. Setelah itu neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim asetil kolinesterase menjadi setil dan asam stanont. Zat ini disimpan dalam gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.
2. Sistem saraf
A. Sistem saraf pusat
1. Otak
Otak besar (cerebrum)
Otak besar terdiri atas lobus oksipitalis (bagian belakang) sebagai pusat penglihatan, lobus parietalis (bagian tengah) sebagai pusat pengendalian kerja dan perubahan kulit dan otot, lobus temporalis (bagian samping) sebagai pusat pendengaran, penciuman dan pengecapan. Serta terakhir lobus frontalis (bagian depan) sebagai pusat pengendalian kerja otot dan intelegensi manusia.
Sebagai pengendali dan pengatur kerja organ tubuh, cerebrum dibedakan atas:
1. Area sensorik, sebagai penerima rangsang dari reseptor.
2. Area motorik, merespon rangsang yang sampai di otak dan efektor.
3. Area asosiasi, sebagai penghubung area sensorik dengan area motorik dan berfungsi juga sebagai pusat berpikir, membuat keputusan, serta menyimpan ingatan dan kesimpulan.
Otak kecil (cerebellum)
Otak kecil berperan sebagai pusat keseimbangan, koordinasi gerakan otot secara sadar dan posisi tubuh. Kerusakan cerebellum akan menyebabkan gerak otot tidak terkoordinasi.
Otak depan (diensefalon)
1. Hipotalamus, merupakan pusat pengatur suhu, selera makan, keseimbangan cairan tubuh, haus, tingkah laku, kegiatan reproduksi, meregulasi pituitari.
2. Talamus, merupakan pusat pengatur sensori, menerima semua rangsang yang berasal dari sensorik cerebrum.
Otak kecil berperan sebagai pusat keseimbangan, koordinasi gerakan otot secara sadar dan posisi tubuh. Kerusakan cerebellum akan menyebabkan gerak otot tidak terkoordinasi.
Otak depan (diensefalon)
1. Hipotalamus, merupakan pusat pengatur suhu, selera makan, keseimbangan cairan tubuh, haus, tingkah laku, kegiatan reproduksi, meregulasi pituitari.
2. Talamus, merupakan pusat pengatur sensori, menerima semua rangsang yang berasal dari sensorik cerebrum.
Otak Tengah (mesensefalon)
Otak tengah memiliki bagian atas berupa lobus optikus yang berperan sebagai pusat refleks mata. Selain itu, otak tengah juga berperan dalam proses kontraksi otot.
Sumsum
1. Medula oblongata (sumsum lanjutan), berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan darah (dengan menyempitkan pembuluh darah), pernapasan, sekresi ludah, menelan, bersendawa, muntah, gerak peristaltik, batuk, dan bersin.
2. Pons Varolii, terletak di antara otak tengah dan medulla oblongata. Berfungsi dalam proses tidur (termasuk mimpi), respirasi, menelan, menahan urine, pendengaran, keseimbangan, pengecapan, pergerakkan mata, mimik muka, dan postur tubuh.
3. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis), berfungsi untuk menghubungkan impuls dari dan menuju otak, serta memungkinkan jalan terpendek yang digunakan dalam gerak refleks.
Pelindung pusat susunan saraf (otak dan sumsum tulang belakang) disebut meninges, yang meliputi piameter, arakhnoid, dan durameter.
1. Piameter, merupakan selaput paling dalam yang menyelubungi permukaan otak dan sumsum tulang belakang, banyak mengandung pembuluh darah, berperan memberi oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan sisa metabolisme.
2. Arakhnoid, berupa jaringan yang lembut, terletak diantara piameter dan durameter.
3. Durameter, merupakan lapisan terluar yang padat dan keras serta menyatu dengan tengkorak.
Otak tengah memiliki bagian atas berupa lobus optikus yang berperan sebagai pusat refleks mata. Selain itu, otak tengah juga berperan dalam proses kontraksi otot.
Sumsum
1. Medula oblongata (sumsum lanjutan), berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan darah (dengan menyempitkan pembuluh darah), pernapasan, sekresi ludah, menelan, bersendawa, muntah, gerak peristaltik, batuk, dan bersin.
2. Pons Varolii, terletak di antara otak tengah dan medulla oblongata. Berfungsi dalam proses tidur (termasuk mimpi), respirasi, menelan, menahan urine, pendengaran, keseimbangan, pengecapan, pergerakkan mata, mimik muka, dan postur tubuh.
3. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis), berfungsi untuk menghubungkan impuls dari dan menuju otak, serta memungkinkan jalan terpendek yang digunakan dalam gerak refleks.
Pelindung pusat susunan saraf (otak dan sumsum tulang belakang) disebut meninges, yang meliputi piameter, arakhnoid, dan durameter.
1. Piameter, merupakan selaput paling dalam yang menyelubungi permukaan otak dan sumsum tulang belakang, banyak mengandung pembuluh darah, berperan memberi oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan sisa metabolisme.
2. Arakhnoid, berupa jaringan yang lembut, terletak diantara piameter dan durameter.
3. Durameter, merupakan lapisan terluar yang padat dan keras serta menyatu dengan tengkorak.
Pada sistem saraf pusat terdapat cairan cerebrospinal yang terletak pada ventrikel otak dan spinalis, yang berfungsi untuk suplai nutrisi sel-sel otak dan sumsum tulang belakang.
B. Sistem saraf tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari 12 pasang serabut otak (12 pasang saraf kranial) dan 31 pasang serabut saraf sumsum tulang belakang (31 pasang saraf spinal).
12 Pasang Saraf Kranial
12 pasang saraf kranial ini merupakan serabut saraf yang keluar dari beberapa bagian otak menuju alat indera, kelenjar, dan otot. Berdasarkan karakteristiknya, saraf cranial dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Saraf kranial sensorik, terdiri atas saraf nomor I, II, dan IV.
b. Saraf kranial motorik, terdiri atas saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII
c. Saraf kranial sensorik dan motorik, terdiri atas saraf nomor V, VII, IX, dan X.
31 pasang serabut saraf spinal
31 pasang serabut saraf spinal ini merupakan gabungan dari saraf sensorik dan motorik yang keluar melalui akar ventral. Berdasarkan asalnya, dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
B. Sistem saraf tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari 12 pasang serabut otak (12 pasang saraf kranial) dan 31 pasang serabut saraf sumsum tulang belakang (31 pasang saraf spinal).
12 Pasang Saraf Kranial
12 pasang saraf kranial ini merupakan serabut saraf yang keluar dari beberapa bagian otak menuju alat indera, kelenjar, dan otot. Berdasarkan karakteristiknya, saraf cranial dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Saraf kranial sensorik, terdiri atas saraf nomor I, II, dan IV.
b. Saraf kranial motorik, terdiri atas saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII
c. Saraf kranial sensorik dan motorik, terdiri atas saraf nomor V, VII, IX, dan X.
31 pasang serabut saraf spinal
31 pasang serabut saraf spinal ini merupakan gabungan dari saraf sensorik dan motorik yang keluar melalui akar ventral. Berdasarkan asalnya, dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
C. Sistem saraf tak sadar (otonom)
1. Saraf simpatik
Saraf simpatik berpangkal pada medulla spinalis daerah leher dan pinggang, disebut saraf torakolumbar, berfungsi untuk mengaktifkan organ agar bekerja secara otomatis. Serabut ini menuju ke otot polos, alat peredaran darah, pencernaan makanan, dan pernafasan.
2. Saraf parasimpatik
Saraf para simpatik berpangkal pada kedua oblongata dan daerah sakrum, bekerja berlawanan dengan saraf simpatik.
Gerak Tubuh
a. Gerak Biasa
Yaitu gerak yang disadari, misalnya menulis, berjalan, dan makan. Gerak biasa impulsnya melalui otak.
Jalannya rangsang : reseptor → neuron sensorik → otak → neuron motorik → efektor.
b. Gerak Refleks
Pada gerak refleks, rangsangan tidak diolah di otak. Jalan terpendek yang dilalui gerak ini disebut lengkung refleks.
Jalannya rangsang : reseptor → neuron sensorik → sumsum tulang belakang → neuron motorik → efektor
Gangguan pada sistem saraf
a. Epilepsi, disebabkan kerusakkan otak pada saat lahir, infeksi, racun, luka pada kepala, atau tumor pada otak.
b. Neuritis, iritasi pada neuron yang disebabkan oleh infeksi, kekurangan vitamin, keracunan, maupun karena obat-obatan.
c. Alzheimer, berkurangnya kemampuan dalam mengingat.
B. SISTEM ENDOKRIN
Sistem endokrin (sistem hormon) merupakan bagian dari sistem hormon yang mempunyai hubungan erat dengan sistem saraf. Perbedaan sistem hormon dengan sistem saraf dapat dilihat pada tabel.
Fungsi hormon antara lain adalah sebagai berikut:
1. Mengatur homoeostatis
2. Memacu pertumbuhan
3. Untuk reproduksi
4. Mengatur metabolisme
5. Mengatur tingkah laku.
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan tidak dialirkan melalui saluran tetapi langsung masuk ke pembuluh darah.
Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin dibedakan menjadi tiga:
1. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, contoh kelenjar tiroid
2. Kelenjar yang bekerja mulai saat tertentu, contoh kelenjar kelamin.
3. Kelenjar yang bekerja sampai saat tertentu, contoh kelenjar timus.
KELENJAR-KELENJAR HORMON
1. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis disebut juga master of glands karena mampu menyekresikan macam-macam hormon yang mengatur kegiatan tubuh. Kelenjar ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:
I. Hipofisis lobus anterior, yang menghasilkan hormon:
a. Somatotropin, mempengaruhi pertumbuhan.
b. Lactogenic Hormone/Prolaktin, mempengaruhi kerja kelenjar susu.
c. Thyroid Stimulating Hormone (TSH), berfungsi sekresi kelenjar tiroid.
d. Adrenocorticotropic Hormone (ACTH), berfungsi mempengaruhi kerja kelenjar anak ginjal.
e. Gonadotropin, mempengaruhi kerja gonad (organ kelamin).
f. Follicle Stimulating Hormone (FSH), merangsang perkembangan folikel dan pembentukan estrogen bagi wanita, serta merangsang terjadinya spermatogenesis bagi pria.
g. Luteinizing Hormone (LH), bersama dengan esterogen menstimulasi ovulasi dan pembentukkan progesteron oleh korpus luteum.
h. Iterstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH), menstimulasi produksi testosteron.
II. Hipofisis pars intermedia, menghasilkan hormone Melanocyte Stimulating Hormon (MSH) yang mengatur perubahan warna kulit.
III. Hipofisis lobus posterior, menghasilkan hormon-hormon berikut:
a. Oksitosin, membantu proses kelahiran dengan merangsang kontraksi uterus.
b. Vasopresin atau ADH, mempengaruhi menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah.
c. Pretesin, mempengaruhi tekanan darah.
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid menyekresikan hormon tiroksin yang berfungsi mempengaruhi metabolisme sel, pertumbuhan, perkembangan, dan diferensiasi jaringan tubuh.
Kelebihan tiroksin menyebabkan morbus basedowi, yaitu peningkatan metabolisme seperti peningkatan denyut jantung, gugup, emosional, pelupuk mata terbuka lebar, mata terbelalak. Pada anak-anak, jika kelebihan akan menyebabkan gigantisme, dan bila kekurangan menyebabkan kretinisme (kekerdilan), sedangkan pada dewasa menyebabkan miksedema, dengan gejala laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan dan rambut rontok.
Selain hormon tiroksin, kelenjar tiroid juga menghasilkan hormon Trixodotironin yang berfungsi dalam proses metabolisme, pertumbuhan fisik, perkembangan mental, kematangan seks, dan mengubah glikogen menjadi gula dalam hati, serta hormon kalsitonin yang berfungsi menjaga keseimbangan kalsium dalam darah.
3. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar parathiroid menyekresikan parathormon yang berfungsi mempertahankan kadar Ca dan P dalam darah. Hipersekresi menyebabkan batu ginjal dan gejala kekejangan otot. Hiposekresi menyebabkan kelainan tulang seperti rapuh, bentuk abnormal, dan mudah patah.
4. Kelenjar Suprarenalis (Adrenal)
Kelenjar adrenal itu terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian korteks (kulit) dan bagian medula (sumsum). Bagian korteks bertugas menghasilkan hormon kortison/kortikoid yang dibagi lagi menjadi mineralokortikoid dan glukokortikoid. Mineralokortikoid berfungsi untuk membantu metabolisme garam natrium dan kalium serta menjaga keseimbangan hormon kelamin. Glukokortikoid berfungsi membantu metabolisme karbohidrat. Kekurangan hormon kortison akan menyebabkan penyakit adison yang ditandai dengan kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, dan muntah-muntah.
Kedua, bagian medula berfungsi menghasilkan hormon adrenalin atau epinefrin, yang berfungsi mengubah glikogen dalam otot menjadi glukosa dalam darah. Selain itu, hormon ini juga mampu memacu jantung, melapangkan pernafasan, dan mengendurkan otot bronkioli.
5. Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas terdiri dari sekelompok sel yang dikenal dengan nama pulau-pulau Langerhans. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelompok sel ini adalah hormon insulin (langerhans beta) dan glukagon (langerhans alfa). Hormon insulin dan glukagon ini saling bekerja sama untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar glukosa dalam darah tinggi, insulin disekresikan sehingga glukosa diubah menjadi glikogen. Sebaliknya, jika kadar glukosa dalam darah menurun, glukagon disekresikan yang akan mengubah glikogen menjadi glukosa.
Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes melitus (kencing manis) yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dikeluarkan bersama urin. Tanda-tanda diabetes melitus yaitu sering mengeluarkan urin dalam jumlah banyak, sering merasa haus dan lapar, serta badan terasa lema
Kelenjar pankreas terdiri dari sekelompok sel yang dikenal dengan nama pulau-pulau Langerhans. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelompok sel ini adalah hormon insulin (langerhans beta) dan glukagon (langerhans alfa). Hormon insulin dan glukagon ini saling bekerja sama untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar glukosa dalam darah tinggi, insulin disekresikan sehingga glukosa diubah menjadi glikogen. Sebaliknya, jika kadar glukosa dalam darah menurun, glukagon disekresikan yang akan mengubah glikogen menjadi glukosa.
Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes melitus (kencing manis) yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dikeluarkan bersama urin. Tanda-tanda diabetes melitus yaitu sering mengeluarkan urin dalam jumlah banyak, sering merasa haus dan lapar, serta badan terasa lema
6. Kelenjar Timus
Terletak di daerah dada, berfungsi pada masa pertumbuhan, yaitu mensekresikan hormon thymosin yang berfungsi untuk sistem imun.
Terletak di daerah dada, berfungsi pada masa pertumbuhan, yaitu mensekresikan hormon thymosin yang berfungsi untuk sistem imun.
7. Kelenjar kelamin
Kelenjar kelamin pada laki-laki adalah kelenjar testis yang mengekresikan hormon testosteron. Testosteron mempengaruhi spermatogenesis serta untuk pertumbuhan seks sekunder. Pertumbuhan sekunder pada laki-laki ditunjukan oleh gejala-gejala seperti suara menjadi besar, dada bertambah bidang, tumbuhnya rambut pada daerah tertentu (kumis, jenggot, jambang).
Kelenjar kelamin pada wanita adalah kelenjar ovarium yang menghasilkan hormon esterogen dan progesteron. Esterogen disekresikan oleh folikel De Graaf yang berfungsi mempengaruhi sifat kelamin sekunder perempuan seperti membesarnya payudara, pinggul, serta membantu mulainya menstruasi. Progesteron disekresikan oleh korpus luteum yang berfungsi mengatur pertumbuhan plasenta, menghambat sekresi FSH, memperlancar ASI bersama laktogen, serta mengatur penebalan endometrium.
8. Kelenjar Pencernaan
Lambung mensekresikan hormone gastrin, yang berfungsi untuk merangsang sekresi hormone gastrin. Kelenjar usus memproduksi memproduksi hormone sekretin yang berfungsi merangsang sekresi getah pankreas dan kolesistokinin yang merangsang vesika felea untuk mensekresikan getah empedu ke dalam usus.
Kelenjar kelamin pada laki-laki adalah kelenjar testis yang mengekresikan hormon testosteron. Testosteron mempengaruhi spermatogenesis serta untuk pertumbuhan seks sekunder. Pertumbuhan sekunder pada laki-laki ditunjukan oleh gejala-gejala seperti suara menjadi besar, dada bertambah bidang, tumbuhnya rambut pada daerah tertentu (kumis, jenggot, jambang).
Kelenjar kelamin pada wanita adalah kelenjar ovarium yang menghasilkan hormon esterogen dan progesteron. Esterogen disekresikan oleh folikel De Graaf yang berfungsi mempengaruhi sifat kelamin sekunder perempuan seperti membesarnya payudara, pinggul, serta membantu mulainya menstruasi. Progesteron disekresikan oleh korpus luteum yang berfungsi mengatur pertumbuhan plasenta, menghambat sekresi FSH, memperlancar ASI bersama laktogen, serta mengatur penebalan endometrium.
8. Kelenjar Pencernaan
Lambung mensekresikan hormone gastrin, yang berfungsi untuk merangsang sekresi hormone gastrin. Kelenjar usus memproduksi memproduksi hormone sekretin yang berfungsi merangsang sekresi getah pankreas dan kolesistokinin yang merangsang vesika felea untuk mensekresikan getah empedu ke dalam usus.
C. SISTEM INDRA
Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam-macam reseptor untuk mengetahui rangsangan dari luar, yang disebut dengan ektoseseptor, yaitu alat indra. Ada lima macam alat indra sehingga di sebut panca indra, yaitu indra penglihatan (mata), pendengaran (telinga), peraba (kulit), pengecap (lidah), dan penciuman (hidung).
1. INDERA PENGLIHATAN
Indra penglihatan manusia adalah mata. Sel-sel reseptor penglihatan (fotoreseptor) terletak pada retina mata, yang tersusun atas sel batang (sel konus) dan sel kerucut (sel basil).
a. Alat Tambahan Mata
1) Alis berfungsi melindungi mata dari keringat atau air yang mengalir di dahi.
2) Kelopak mata, terdiri dari lapisan konjungtiva, kelenjar meibomian, lapisan tarsal, otot orbikularis okuli, jaringan ikat dan kulit luar.
3) Bulu mata berfungsi mengurangi intensitas cahaya yanh berlebihan.
4) Aparatus lakrimalis yang terdiri atas kelenjar air mata dan saluran air mata.
b. Otot bola Mata
Pada setiap mata terdapat enam otot lurik yang berfungsi menggerakkan bola mata ke samping, atas, dan bawah, yaitu:
c. Struktur Bola Mata
1) Lapisan luar terdiri dari sklera yang berwarna putih dan tidak tembus cahaya, serta kornea yang tembus cahaya dan berfungsi membantu memfokuskan bayangan pada retina. Pada bagian ini terdapat pula cairan encer bernama aqueous humor yang berfungsi untuk menjaga bentuk kantung depan bola mata.
2) Lapisan tengah (koroid), dimana pada lapisan ini terdapat iris (selaput pelangi) yang menentukan warna mata. Di tengahnya terdapat celah (pupil), yang berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Di belakang iris dan pupil terdapat lensa mata yang berbentuk bikonveks dan disokong oleh badan silia. Lensa mata ini memiliki kemampuan untuk memipih dan mencembung (daya akomodasi) yang berfungsi agar bayangan benda yang diamati mata tepat jatuh pada bintik kuning yang terdapat di retina. Terakhir, bagian ini juga diisi cairan vitreous humor yang bening dan kental. Cairan ini berfungsi untuk memberi bentuk pada bola mata dan membantu meneruskan rangsang ke bagian mata yang lebih dalam.
3). Lapisan dalam
Lapisan dalam ini terdiri dari retina yang peka terhadap cahaya dan saraf mata. Retina dapat menjadi fotoreseptor karena memiliki sel-sel yang peka terhadap cahaya, yaitu sel batang dan sel konus. Sel batang (basilus) mengandung pigmen rodopsin, yaitu senyawa antara vitamin A dan protein. Ketika terang rodopsin terurai dan ketika gelap rodopsin terbentuk kembali. Sel kerucut banyak mengandung iodopsin, yaitu senyawa retinin dan opsin; peka terhadap warna biru, hijau, dan merah. Bagian retina yang paling peka cahaya adalah bintik kuning (fovea). Daerah ini banyak mengandung saraf penerima rangsang cahaya. Daerah tempat masuk dan membeloknya saraf penglihatan, tidak mengandung ujung saraf penglihatan, disebut bintik buta.
d. Mekanisme Kerja Mata
Cahaya ditangkap mata → retina (bintik kuning) → kornea → aqueous humor → pupil → lensa → vitreous humor → fotoreseptor di retina → serabut saraf optic → pusat penglihatan di otak → sensasi penglihatan.
e. Kelainan pada Mata
1. Mata Miopi (rabun jauh)
Lensa terlalu cembung, sehingga sinar sejajar yang masuk jatuh di depan retina, akibatnya benda tampak tidak jelas. Kelainan ini dikoreksi dengan lensa cekung (negatif).
2. Mata Hipertropi (rabun dekat)
Lensa terlalu pipih sehingga sinar sejajar yang masuk jatuh di belakang retina. Kelainan ini dikoreksi dengan lensa cembung (positif).
3. Mata Prebiopsi (mata tua).
Lensa mata terlalu pipih dan daya akomodasinya sangat kurang karena usia tua. Kelainan ini dikoreksi dengan lensa rangkap (cembung-cekung).
4. Astigmatisma
Bidang refraksi tidak rata sehingga sinar masuk ke dalam mata tidak difokuskan ke satu titik. Kelainan ini dikoreksi dengan lensa silindris.
5. Kekurangan Vitamin A, menyebabkan:
a. Bintik bitot, yaitu bintik putih pada kornea.
b. Xeroftalmia, keadaan kornea mongering.
c. Keratomalasi, kornea rusak
d. Kebutaan kornea
6. Katarak
Karena kekurangan vitamin B2 (riboflavin) sehingga penglihatan terganggu karena lensa mata keruh.
7. Buta Warna
Kebutaan terhadap warna di dalam retina terhadap tiga macam sel kerucut yang masing-masing peka terhadap warna dasar merah, hijau, dan biru. Berdasarkan reseptor warna tersebut dikenal:
Mata Trikromat, yaitu mata normal, memiliki tiga macam reseptor warna.
Mata Dikromat, yaitu hanya memiliki dua reseptor warna, dibedakan menjadi protanopia (buta warna), deutaranopia (buta warna hijau), dan ritanopia (buta warna biru).
Mata Monokromat, yaitu hanya memiliki satu macam reseptor warna, sehingga hanya dapat melihat warna hitam dan putih, serta bayangan abu-abu.
8. Glaukoma
Glaukoma adalah penyakit yang disebabkan oleh meningkatnya volume aqueous humor, sehingga terjadi peningkatan tekanan intraokuler. Hal ini pun membuat kapiler darah tertekan dan kelangsungan hidup sel-sel penyususn retina menjadi terancam.
9. Strabismus (juling)
Merupakan gangguan otot penggerak mata, dapat diperbaiki dengan cara operasi.
2. INDERA PENDENGARAN
a. Struktur Telinga
Kebutaan terhadap warna di dalam retina terhadap tiga macam sel kerucut yang masing-masing peka terhadap warna dasar merah, hijau, dan biru. Berdasarkan reseptor warna tersebut dikenal:
Mata Trikromat, yaitu mata normal, memiliki tiga macam reseptor warna.
Mata Dikromat, yaitu hanya memiliki dua reseptor warna, dibedakan menjadi protanopia (buta warna), deutaranopia (buta warna hijau), dan ritanopia (buta warna biru).
Mata Monokromat, yaitu hanya memiliki satu macam reseptor warna, sehingga hanya dapat melihat warna hitam dan putih, serta bayangan abu-abu.
8. Glaukoma
Glaukoma adalah penyakit yang disebabkan oleh meningkatnya volume aqueous humor, sehingga terjadi peningkatan tekanan intraokuler. Hal ini pun membuat kapiler darah tertekan dan kelangsungan hidup sel-sel penyususn retina menjadi terancam.
9. Strabismus (juling)
Merupakan gangguan otot penggerak mata, dapat diperbaiki dengan cara operasi.
2. INDERA PENDENGARAN
a. Struktur Telinga
Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1) Telinga luar, yang terdiri dari daun telinga dan liang telinga yang membantu mengkonsentrasikan gelombang suara.
2) Telinga Tengah, yang terdiri dari membran timpani (gendang telinga) yang berfungsi untuk menerima gelombang bunyi, tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus, stapes) yang berfungsi untuk meneruskan getaran bunyi ke jendela oval, dan saluran eustachius yang berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada telinga serta menghubungkan saluran pendengaran dengan pernapasan.
3) Telinga dalam, terdiri atas jendela oval, jendela bundar, rumah siput (koklea), dan tiga saluran setengah lingkaran. Jendela oval merupakan penghubung antara telinga tengah dengan telinga dalam yang berupa selaput tipis. Jendela oval ini berfungsi untuk menerima bunyi. Koklea atau rumah siput berupa tabung yang melingkar seperti spiral dan berisi cairan limfa. Di dalam koklea terdapat organ korti yang banyak mengandung ujung-ujung sel saraf pendengaran. Sel-sel saraf pendengaran ini berupa sel-sel rambut yang peka terhadap rangsangan bunyi. Di telinga dalam terdapat bagian yang berfungsi untuk mengendalikan keseimbangan tubuh dan untuk mendeteksi posisi tubuh. Bagian tersebut berbentuk setengah lingkaran yang tersusun menjadi satu kesatuan, sehingga disebut tiga saluran setengah lingkaran.
b. Mekanisme Pendengaran
Getaran suara → daun telinga → saluran pendengaran → membrane timfani → tulang martil → tulang Landasan → tulang Sanggurdi → jendela oval → cairan koklea → ujung saraf auditori → otak (lobus temporalis) → persepsi suara.
3. INDERA PERABA
a. Struktur Kulit
Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu:
I. Epidermis, tersusun dari stratum germinativum, stratum granulosum, dan stratum corneum.
Stratum germinativum merupakan lapisan basal yang selselnya aktif membelah untuk membentuk sel-sel kulit baru ke arah luar. Lapisan ini memproduksi pigmen melanin. Pigmen inilah yang menentukan warna kulit seseorang. Melanin mampu melindungi jaringan kulit agar terhindar dari bahaya sinar ultraviolet.
Stratum granulosum berasal dari desakan sel-sel yang terbentuk di lapisan Malpighi. Pada lapisan ini terjadi akumulasi keratin. Keratin menyebabkan sel-sel pada lapisan ini kehilangan nukleus dan akhirnya mati.
Stratum corneum merupakan lapisan yang terdapat di permukaan kulit. Lapisan ini dikenal sebagai lapisan tanduk yang tersusun dari sel-sel mati yang siap mengelupas. Sel-sel ini bersifat keras dan tahan terhadap air. Di tempat tertentu lapisan ini mengalami penebalan seperti penebalan di telapak tangan dan tapak kaki.
1) Telinga luar, yang terdiri dari daun telinga dan liang telinga yang membantu mengkonsentrasikan gelombang suara.
2) Telinga Tengah, yang terdiri dari membran timpani (gendang telinga) yang berfungsi untuk menerima gelombang bunyi, tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus, stapes) yang berfungsi untuk meneruskan getaran bunyi ke jendela oval, dan saluran eustachius yang berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada telinga serta menghubungkan saluran pendengaran dengan pernapasan.
3) Telinga dalam, terdiri atas jendela oval, jendela bundar, rumah siput (koklea), dan tiga saluran setengah lingkaran. Jendela oval merupakan penghubung antara telinga tengah dengan telinga dalam yang berupa selaput tipis. Jendela oval ini berfungsi untuk menerima bunyi. Koklea atau rumah siput berupa tabung yang melingkar seperti spiral dan berisi cairan limfa. Di dalam koklea terdapat organ korti yang banyak mengandung ujung-ujung sel saraf pendengaran. Sel-sel saraf pendengaran ini berupa sel-sel rambut yang peka terhadap rangsangan bunyi. Di telinga dalam terdapat bagian yang berfungsi untuk mengendalikan keseimbangan tubuh dan untuk mendeteksi posisi tubuh. Bagian tersebut berbentuk setengah lingkaran yang tersusun menjadi satu kesatuan, sehingga disebut tiga saluran setengah lingkaran.
b. Mekanisme Pendengaran
Getaran suara → daun telinga → saluran pendengaran → membrane timfani → tulang martil → tulang Landasan → tulang Sanggurdi → jendela oval → cairan koklea → ujung saraf auditori → otak (lobus temporalis) → persepsi suara.
3. INDERA PERABA
a. Struktur Kulit
Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu:
I. Epidermis, tersusun dari stratum germinativum, stratum granulosum, dan stratum corneum.
Stratum germinativum merupakan lapisan basal yang selselnya aktif membelah untuk membentuk sel-sel kulit baru ke arah luar. Lapisan ini memproduksi pigmen melanin. Pigmen inilah yang menentukan warna kulit seseorang. Melanin mampu melindungi jaringan kulit agar terhindar dari bahaya sinar ultraviolet.
Stratum granulosum berasal dari desakan sel-sel yang terbentuk di lapisan Malpighi. Pada lapisan ini terjadi akumulasi keratin. Keratin menyebabkan sel-sel pada lapisan ini kehilangan nukleus dan akhirnya mati.
Stratum corneum merupakan lapisan yang terdapat di permukaan kulit. Lapisan ini dikenal sebagai lapisan tanduk yang tersusun dari sel-sel mati yang siap mengelupas. Sel-sel ini bersifat keras dan tahan terhadap air. Di tempat tertentu lapisan ini mengalami penebalan seperti penebalan di telapak tangan dan tapak kaki.
II. Jaringan dermis
Jaringan dermis merupakan lapisan yang lebih tebal daripada epidermis. Dermis tersusun oleh jaringan ikat dan kolagen. Di dalam lapisan ini terdapat bagian-bagian seperti pembuluh darah, folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat, serabut saraf, dan lapisan lemak subkutans.
Pembuluh darah berfungsi menyuplai oksigen dan nutrisi ke jaringan epidermis dan dermis. Selain itu, pembuluh darah juga berperan penting dalam mengatur suhu tubuh.
Folikel rambut merupakan kantong yang mengelilingi akar rambut. Dari folikel ini akan tumbuh rambut yang berwarna hitam. Warna hitam pada rambut disebabkan oleh adanya melanin.
Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak untuk mencegah kekeringan kulit dan rambut, selain itu juga melindungi kulit dari bakteri. Kulit yang mempunyai jaringan lemak (jaringan adipose), dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan.
Kelenjar keringat pada kulit berbentuk seperti pembuluh yang bergelung, tersusun dari sel-sel yang berfungsi menyerap cairan di sekitar kapiler dan menyimpannya di dalam pembuluh. Kelenjar ini mengalami desakan ke permukaan kulit dan jika ada rangsangan dari luar atau dari dalam tubuh akan menghasilkan keringat.
b. Reseptor pada Kulit
Korpuskula Paccini, ujung saraf perasa tekanan kuat
Ujung saraf sekeliling rambut, ujung saraf peraba.
Korpuskula Ruffini, ujung saraf perasa panas.
Ujung saraf Krause, ujung saraf perasa dingin.
Korpuskula Meisneir, ujung saraf peraba.
Lempeng Merkel, ujung saraf perasa sentuhan dan tekanan ringan.
Ujung saraf tanpa selaput (telanjang), merupakan perasa sakit.
Jaringan dermis merupakan lapisan yang lebih tebal daripada epidermis. Dermis tersusun oleh jaringan ikat dan kolagen. Di dalam lapisan ini terdapat bagian-bagian seperti pembuluh darah, folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat, serabut saraf, dan lapisan lemak subkutans.
Pembuluh darah berfungsi menyuplai oksigen dan nutrisi ke jaringan epidermis dan dermis. Selain itu, pembuluh darah juga berperan penting dalam mengatur suhu tubuh.
Folikel rambut merupakan kantong yang mengelilingi akar rambut. Dari folikel ini akan tumbuh rambut yang berwarna hitam. Warna hitam pada rambut disebabkan oleh adanya melanin.
Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak untuk mencegah kekeringan kulit dan rambut, selain itu juga melindungi kulit dari bakteri. Kulit yang mempunyai jaringan lemak (jaringan adipose), dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan.
Kelenjar keringat pada kulit berbentuk seperti pembuluh yang bergelung, tersusun dari sel-sel yang berfungsi menyerap cairan di sekitar kapiler dan menyimpannya di dalam pembuluh. Kelenjar ini mengalami desakan ke permukaan kulit dan jika ada rangsangan dari luar atau dari dalam tubuh akan menghasilkan keringat.
b. Reseptor pada Kulit
Korpuskula Paccini, ujung saraf perasa tekanan kuat
Ujung saraf sekeliling rambut, ujung saraf peraba.
Korpuskula Ruffini, ujung saraf perasa panas.
Ujung saraf Krause, ujung saraf perasa dingin.
Korpuskula Meisneir, ujung saraf peraba.
Lempeng Merkel, ujung saraf perasa sentuhan dan tekanan ringan.
Ujung saraf tanpa selaput (telanjang), merupakan perasa sakit.
4. INDERA PENGECAP
Lidah merupakan indra pengecap yang disebut kemoreseptor. Indra ini memiliki kuncup/tunas pengecap (papila) yang mampu mengecap empat cita rasa yaitu manis (ujung lidah), asin (samping depan lidah), asam (samping belakang lidah), dan pahit (pangkal lidah). Bila zat masuk ke mulut, zat tersebut akan terlarut dan mengenai tunas pengecap. Ini akan menjadi impuls yang akan diteruskan menuju saraf VII dan IX dan akhirnya sampai ke otak untuk diolah. Papila pada lidah ada 3 jenis, yaitu:
1. Papila filiformis (fili=benang), berbentuk seperti benang halus.
2. Papila sirkumvalata (sirkum=bulat), berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah.
3. Papila fungiformis (fungi=jamur), berbentuk seperti jamur.
Lidah merupakan indra pengecap yang disebut kemoreseptor. Indra ini memiliki kuncup/tunas pengecap (papila) yang mampu mengecap empat cita rasa yaitu manis (ujung lidah), asin (samping depan lidah), asam (samping belakang lidah), dan pahit (pangkal lidah). Bila zat masuk ke mulut, zat tersebut akan terlarut dan mengenai tunas pengecap. Ini akan menjadi impuls yang akan diteruskan menuju saraf VII dan IX dan akhirnya sampai ke otak untuk diolah. Papila pada lidah ada 3 jenis, yaitu:
1. Papila filiformis (fili=benang), berbentuk seperti benang halus.
2. Papila sirkumvalata (sirkum=bulat), berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah.
3. Papila fungiformis (fungi=jamur), berbentuk seperti jamur.
5. INDERA PENCIUMAN
Reseptor pembau hidung terdapat dalam lapisan muka rongga hidung, berupa sel-sel olfaktori yang berbentuk memanjang dengan ujung yang bersilia. Impuls sensoris akan ditransmisikan oleh serabut saraf kranial (saraf olfaktori) ke pusat pembau di otak.
Salah satu kelainan pada indra pembau sehingga kehilangan sensitifitas terhadap rasa bau adalah anosmia, yang disebabkan oleh:
1. Penyumbatan rongga hidung akibat pilek
2. Terdapat polip atau tumor di rongga hidung.
3. Sel rambut rusak akibat infeksi kronis.
4. Gangguan pada saraf otak I, bulbus olfaktorius, dan traktus olfaktorius.
Reseptor pembau hidung terdapat dalam lapisan muka rongga hidung, berupa sel-sel olfaktori yang berbentuk memanjang dengan ujung yang bersilia. Impuls sensoris akan ditransmisikan oleh serabut saraf kranial (saraf olfaktori) ke pusat pembau di otak.
Salah satu kelainan pada indra pembau sehingga kehilangan sensitifitas terhadap rasa bau adalah anosmia, yang disebabkan oleh:
1. Penyumbatan rongga hidung akibat pilek
2. Terdapat polip atau tumor di rongga hidung.
3. Sel rambut rusak akibat infeksi kronis.
4. Gangguan pada saraf otak I, bulbus olfaktorius, dan traktus olfaktorius.
indikator21:Menjelaskan sistem reproduksi manusia & proses pembentukan sel kelamin
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem reproduksi pada manusia tersusun dari kelenjar utama yang disebut gonad, kelenjar asesori, saluran reproduksi, dan organ reproduksi eksternal. Alat reproduksi pada manusia dibedakan menjadi struktu reproduksi wanita dan reproduksi pria. Keduanya memiliki bagian-bagian yang terdapat di dalam tubuh dan juga yang terdapat di luar tubuh.
Struktur Reproduksi laki-laki
1. Kelenjar Utama (Gonad)
Gonad pria adalah testis, penghasil sperma dan hormon testosteron. Dalam testis, terdapat saluran-saluran yang disebut tubulus seminiferus. Di dalam testis selain terdapat sel gamet (sperma) juga tedapat sel somatik, yaitu sel sertoli dan sel Leydig. Sel spermatozoa dan sel sertoli terdapat di dalam tubulus seminiferus. Sel sertoli berperan sebagai nutrisi untuk spermatozoa, sedangkan sel Leydig berperan mensintesis hormon testosteron.
2. Kelenjar Asesori
Pada pria memiliki tiga kelenjar asesori, yaitu:
a) Kelenjar prostat : menyekresikan cairan encer seperti susu yag bersifat basa sehingga dapat menyeimbangkan keasaman sisa urin di uretra, selain itu fungsi cairan tersebut adalah untuk mengaktifkan serta meningkatkan motilitas atau pergerakan sperma.
b) Kelenjar Vesikula Seminalis: penghasil semen terbanyak (60%)
c) Kelenjar Cowper (bulbouretralis) : terletak di sepanjang uretra, menyekskresikan cairan sebagai pelumas, cairan tersebut pekat dan disekresikan sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen.
3. Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi pria terdiri atas:
a) Duktus epididymis : sebuah tabung sempit yang panjang dan berkelok-kelok, tempat pematangan sperma lebih lanjut dan tempat penyimpanan sperma untuk sementara.
b) Vas deferens : saluran yang mengangkut sperma dari epididymis menuju kantung sperma (vesikula seminalis)
c) Vesikula seminalis : tempat penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan dari tubuh pria, menyekskresikan cairan kental (60%) yang mengandung makanan untuk sperma.
d) Duktus ejakulatoris : saluran pendek yang menghubungkan vesikula seminalis dengan uretra, mampu menyemprotkan sperma hingga masuk ke dalam uretra.
e) Uretra : saluran akhir yang terdapat di dalam penis yang berfungsi sebagai saluran pengeluaran semen dan sebagai alat ekskresi (membuang urin)
f) Organ reproduksi eksternal : organ reproduksi eksternal pria adalah penis, yang pada ujungnya terdapat glans dan prepusium.
Perhatikan gambar organ reproduksi pria berikut!
Sistem reproduksi pada manusia tersusun dari kelenjar utama yang disebut gonad, kelenjar asesori, saluran reproduksi, dan organ reproduksi eksternal. Alat reproduksi pada manusia dibedakan menjadi struktu reproduksi wanita dan reproduksi pria. Keduanya memiliki bagian-bagian yang terdapat di dalam tubuh dan juga yang terdapat di luar tubuh.
Struktur Reproduksi laki-laki
1. Kelenjar Utama (Gonad)
Gonad pria adalah testis, penghasil sperma dan hormon testosteron. Dalam testis, terdapat saluran-saluran yang disebut tubulus seminiferus. Di dalam testis selain terdapat sel gamet (sperma) juga tedapat sel somatik, yaitu sel sertoli dan sel Leydig. Sel spermatozoa dan sel sertoli terdapat di dalam tubulus seminiferus. Sel sertoli berperan sebagai nutrisi untuk spermatozoa, sedangkan sel Leydig berperan mensintesis hormon testosteron.
2. Kelenjar Asesori
Pada pria memiliki tiga kelenjar asesori, yaitu:
a) Kelenjar prostat : menyekresikan cairan encer seperti susu yag bersifat basa sehingga dapat menyeimbangkan keasaman sisa urin di uretra, selain itu fungsi cairan tersebut adalah untuk mengaktifkan serta meningkatkan motilitas atau pergerakan sperma.
b) Kelenjar Vesikula Seminalis: penghasil semen terbanyak (60%)
c) Kelenjar Cowper (bulbouretralis) : terletak di sepanjang uretra, menyekskresikan cairan sebagai pelumas, cairan tersebut pekat dan disekresikan sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen.
3. Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi pria terdiri atas:
a) Duktus epididymis : sebuah tabung sempit yang panjang dan berkelok-kelok, tempat pematangan sperma lebih lanjut dan tempat penyimpanan sperma untuk sementara.
b) Vas deferens : saluran yang mengangkut sperma dari epididymis menuju kantung sperma (vesikula seminalis)
c) Vesikula seminalis : tempat penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan dari tubuh pria, menyekskresikan cairan kental (60%) yang mengandung makanan untuk sperma.
d) Duktus ejakulatoris : saluran pendek yang menghubungkan vesikula seminalis dengan uretra, mampu menyemprotkan sperma hingga masuk ke dalam uretra.
e) Uretra : saluran akhir yang terdapat di dalam penis yang berfungsi sebagai saluran pengeluaran semen dan sebagai alat ekskresi (membuang urin)
f) Organ reproduksi eksternal : organ reproduksi eksternal pria adalah penis, yang pada ujungnya terdapat glans dan prepusium.
Perhatikan gambar organ reproduksi pria berikut!
Struktur Reproduksi Wanita
1. Kelenjar Utama (Gonad)
Gonad wanita adalah ovarium, menghasilkan sel telur (ovum) serta hormone estrogen dan progesterone. Di dalam ovarium, ovum dikelilingi oleh sel-sel folikel yang menghasilkan estrogen. Setelah ovum dikeluarkan menuju tuba fallopi, maka folikel disebut korpus luteum yang menghasilkan hormon progesterone.
2. Kelenjar Asesori
Kelenjar asesori wanita adalah kelenjar bartolin, yang menghasilkan sekret untuk lubrikasi (pelumas).
3. Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi manusia terdiri atas :
- Infundibulum : saluran kelamin yang melebar, berbentuk corong menjari, berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan ovarium saat ovulasi.
- Tuba Fallopi/Oviduct : saluran yang menghubungkan infundibulum dengan uterus (rahim) dan pada saluran inilah fertilisasi terjadi
- Uterus/rahim : tempat tumbuhnya embrio
- Serviks : bagian rahim yang mengecil yang menghubungkan vagina dengan uterus
- Vagina : sebagai penghubung uterus dengan dunia luar, sebagai alat penerima penis pada saat persetubuhan, saluran tempat keluarnya bayi dan siklus menstruasi.
- Organ reproduksi eksternal :
- Sepasang labia mayor
- Sepasang labia minor
- Klitoris (struktur analog dengan penis pada pria)
Perhatikan gambar organ reproduksi wanita berikut!
C. Pembentukan Ovum (Oogenesis) dan Spermatozoa (Spermatogenesis)
Oogenesis
Proses oogenesis berlangsung di ovarium dimulai saat masih berada dalam kandungan dilanjutkan saat dilahirkan hinga pada saat dibuahi oleh sperma.
Berikut adalah proses oogenesis :
a) Pada saat berada di dalam kandungan:
- Spermatogonium (set kromosom = 2n/diploid) bermitosis dan doferensiasi membentuk banyak oosit primer (2n).
- Satu oosit primer mengalami meiosis 1, pada tahap profase meiosis 1 proses terhenti, kemudian janin dilahirkan.
b) Pada saat pubertas
- Meiosis 1 kembali dilanjutkan, akhir meiosis 1 dihasilkan 1 polosit primer dan 1 oosit sekunder (set kromosom = n/haploid)
- Oosit sekunder dan polosit mengalami meiosis II, pada tahap metafase meiosis II oosit sekunder di ovulasikan menuju tuba fallopi.
- Polosit tetap berada di dalam ovarium membelah membentuk dua polosit sekunder.
c) Pada saat fertilisasi
- Jika ada spermatozoa yang membuahi oosit sekunder, tahap metafase II dilanjutkan.
- Diperoleh satu polosit sekunder dan satu ootid
- Ootid kemudian diferensiasi membentuk ovum
Spermatogenesis
Spermatogenesis berlangsung di dalam testis. Berbeda dari oogenesis, spermatogenesis berlangsung mulai saat pubertas. Berikut proses spermatogenesis :
- Spermatogonium (set kromosom = 2n/diploid) bermitosis dan diferensiasi membentuk banyak spermatosit primer (2n)
- Satu spermatosit primer mengalami meiosis I menghasilakan dua spermatosit sekunder (set kromosom = n/haploid)
- Masing-masing spermatosit primer mengalami meiosis II sehingga total membentuk empat spermatid (n)
- Masing-masing spermatid mengalami spermiogenesis membentuk sperma berflagel yang disebut spermatozoa.
Fertilisasi dan Perkembangan Embrio
Fertilisasi adalah proses bertemunya spermatozoa dan ovum yang terjadi pada tuba fallopi.
· Akrosom oada ujung kepala spermatozoa mensekresi enzim hidrolitik yang mampu menembus zona pelusida
· Nukleus sperma masuk menuju sitoplasma ovum
· Vesikula-vesikula kortikal bergabung dengan membrane ovum dan granulanya memenuhi zona pelusida.
· Nukleus sperma dan ovum bergabung pada nukleus ovum melanjutkan proses meiosis hingga selesai
· Dengan demiikian, sperma-sperma yang lain tidak dapat lagi menembus memfertilisasi ovum, hanya ada satu sperma yang membuahi
Perkembangan Embrio
Tahap-tahap perkembangan embrio sebagai berikut :
- Tahap pembelahan sel (cleavage) dan morulla
- Tahap blastula
- Tahap grastula
- Organogenesis
Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah luruhnya endometrium akibat tidak ada proses fertilisasi. Pada siklus menstruasi melibatkan berbagai peran hormon reproduksi.
1. saat hari pertama hingga ke 13 disebut tahap folikular. Pada tahap ini sel-sel folikel berkembang hingga membentuk folikel yang matang. Perkembangan sel-sel folikel dirangsang oleh hormone FSH (Follicel Stimulating Hormone).
2. Sel-sel folikel menghasilkan hormon estrogen. Dengan demikian, semakin matang sel folikel semakin meningkat pula kadar hormon estrogen.
3. Konsentrasi hormon estrogen yang tinggi memacu dihasilkannya hormon LH (Luteneizing Hormone) sehingga LH tinggi menyebabkan sel telue keluar dari ovarium menuju tuba fallopi (ovulasi), sesaat setelah ovulasi kadar estrogen menurun.
4. Sel-sel folikel yang sudah tidak ada sel telur di dalamnya disebut korpus luteum. Tahap ini disebut sebagai tahap luteal.
5. Kadar hormon estrogen kembali meningkat, memacu dikeluarkannya hormon progesterone oleh korpus luteum.
6. Tingginya hormon progesterone merangsang penebalan dinding endometrium, untuk persiapan jika ovum yang diovulasikan difertilisasi.
7. Jika tidak ada fertilisasi, maka kadar hormone estrogen dan progesterone menurun, dinding endometrium meluruh. Peristiwa inilah yang disebut sebagai menstruasi.
Kelainan pada Sistem Reproduksi
1. Gonnorrhoea
Penyakit pada alat reproduksi yang ditandai dengan nyeri, peradangan (merah dan bengkak), dan bernanah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
2. Sifilis (raja singa)
Penyakit ini ditandai dengan adanya benjolan di sekitar alat kelamin, kepala pusing, dan nyeri tulang seperti gejala flu. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.
3. Klamidia (keputihan)
Penyakit ini ditandai dengan adanya cairan keputihan pada organ reproduksi wanita. Indikasi yang lain adalah adanya rasa nyeri pada panggul. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
4. Herpes Genital
Penyakit ini ditandai dengan adanya bintil-bintil berair di sekitar alat kelamin, bintil pecah menyebabkan luka kering dan mengerak. Penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes simplex.
5. Kandidiasis
Penyakit ini ditandai dengan adanya keputihan seperti susu pada organ reproduksi wanita, disertai rasa panas, gatal, dan kemerahan. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Candida albicans.
indikator 22 : menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh
A. Pendahuluan
Sistem imun adalah sistem yang membentuk kekebalan tubuh dengan menolak berbagai benda asing yang masuk ke tubuh.
Fungsi sistem imun:
1. Pembentuk kekebalan tubuh.
2. Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
3. Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan.
4. Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh.
Lapisan Pertahanan Tubuh
Sistem imun membentuk beberapa lapisan pertahanan tubuh. Lapisan pertahanan tubuh terdiri dari:
Sistem imun adalah sistem yang membentuk kekebalan tubuh dengan menolak berbagai benda asing yang masuk ke tubuh.
Fungsi sistem imun:
1. Pembentuk kekebalan tubuh.
2. Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
3. Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan.
4. Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh.
Lapisan Pertahanan Tubuh
Sistem imun membentuk beberapa lapisan pertahanan tubuh. Lapisan pertahanan tubuh terdiri dari:
Pembentukkan Kekelan Tubuh
Kekekalan tubuh dibentuk secara :
Respon Imun
Respon imun adalah cara tubuh merespon masuknya antigen ke dalam tubuh.
Respon imun terbagi menjadi:
Sistem Limfa
Sistem limfa tersusun atas organ-organ limfatik yang terdiri dari dua, yaitu:
a) Organ limfatik primer
b) Organ limfatik sekunder
Leukosit
Berdasarkan granula pada plasma, leukosit terbagi menjadi:
Kekekalan tubuh dibentuk secara :
- Kekebalan bawaan (innate immunity) à yaitu kekebalan diturunkan dan ada sejak lahir.
Kekebalan bawaan melakukan respon imun non-spesifik dalam waktu yang cepat. - Kekebalan adaptif (acquired immunity) à yaitu kekebalan yang didapatkan dari pengenalan tubuh terhadap antigen. Kekebalan adaptif melakukan respon imun spesifik dalam waktu yang lambat.
Respon Imun
Respon imun adalah cara tubuh merespon masuknya antigen ke dalam tubuh.
Respon imun terbagi menjadi:
- Respon imun non-spesifik, tidak membeda-bedakan antigen yang diserang.
- Respon imun spesifik, menyerang antigen tertentu dan dapat mengenali kembali jika sewaktu-sewaktu antigen yang sama menyerang kembali.
Sistem Limfa
Sistem limfa tersusun atas organ-organ limfatik yang terdiri dari dua, yaitu:
a) Organ limfatik primer
- Sumsum tulang, menghasilkan limfosit.
- Timus, tempat pematangan limfosit dari sumsum tulang.
b) Organ limfatik sekunder
- Nodus limfa, adalah titik di sepanjang pembuluh limfa yang memiliki ruang (sinus) yang mengandung limfosit dan makrofag. Nodus limfa berfungsi sebagai penyaring mikroorganisme.
- Limpa/spleen, fungsinya membuang antigen dalam darah dan menghancurkan eritrosit yang sudah tua.
- Tonsil, fungsinya memerangi infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring.
Leukosit
Berdasarkan granula pada plasma, leukosit terbagi menjadi:
- Leukosit granulosit, yaitu leukosit yang plasmanya bergranula, yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil.
- Leukosit agranulosit, yaitu leukosit yang plasmanya tidak bergranula, yaitu monosit, limfosit B dan limfosit T.
B. Kekebalan Diturunkan
Kekebalan diturunkan (innate immunity) adalah kekebalan yang ada sejak lahir, dan melakukan respon imun non-spesifik dalam waktu cepat.
Komponen – komponen kekebalan yang diturunkan :
- Kulit (fisik dan mekanik)
- Membran mukosa (kimiawi)
- Bakteri alami (biologis)
- Sel fagosit
- Protein antimikroba (komplemen)
· Sel asing mengalami lisis (apoptosis).
· Sel fagosit mudah mengenali mikroba.
· Merangsang fagosit untuk lebih aktif.
- Interferon
Interferon berfungsi memperingatkan sel lain di sekitarnya akan bahaya suatu antigen. Interferon mampu menghambat jumlah sel yang terinfeksi, karena mengubah sel di sekitarnya menjadi tidak dikenali antigen.
- Sel natural killer (NK)
Sel ini mampu melisis sel kanker dan sel terinfeksi virus.
- Respon inflamasi
· Membunuh antigen yang masuk.
· Mencegah penyebaran infeksi.
· Mempercepat proses penyembuhan.
Kinerja respon imun non-spesifik:
- Jaringan yang terluka mengirim sinyal melalui pembentukan histamin dan kemokin.
- Histamin akan menyebabkan vasodilatasi dan menyebabkan plasma darah, trombosit, dan protein antimikroba dilepas ke jaringan.
- Kemokin akan memanggil neutrofil dan monosit lebih banyak dari peredaran darah untuk melakukan fagositosis.
C. Antigen dan Antibodi
- Antigen adalah segala bentuk molekul yang dianggap oleh tubuh sebagai benda asing.
- Limfosit mengetahui asing atau tidaknya suatu molekul melalui protein penanda yang disebut MHC (Major Histocompatibility Complex).
- Molekul MHC adalah protein yang terdapat pada membran sel di tubuh yang dianggap tidak asing. Suatu antigen yang tidak mengandung molekul MHC akan dianggap asing.
- Limfosit mengenali antigen karena dapat berikatan pada epitop antigen.
Macam-macam molekul MHC:
- Molekul MHC kelas I, ditemukan di sel-sel tubuh, kecuali eritrosit.
- Molekul MHC kelas II, ditemukan di sel limfosit T, limfosit B dan makrofag.
Secara umum, antigen spesifik limfosit adalah:
1) Limfosit B, reseptornya mengenali:
- Antigen uniselular atau prokariotik, misalnya virus dan bakteri.
- Antigen utuh.
2) Limfosit T, reseptornya mengenali:
- Antigen multiselular atau eukariotik, misalnya jamur, cacing parasit, darah transfusi, sel atau organ transplantasi.
- Antigen berupa fragmen.
- Antibodi adalah protein yang menempel pada limfosit B dan dapat mengenali antigen spesifik. Antibodi disebut juga immunoglobin (Ig) karena mengandung protein γ-globulin.
Kelas-kelas antibodi:
Reaksi antigen-antibodi:
D. Kekebalan Didapati
Kekebalan didapati (acquired immunity) adalah kekebalan yang dibentuk tubuh setelah mengenali suatu antigen, dan melakukan respon imun spesifik dalam waktu lambat.
1) Fragmen antigen yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel fagosit.
2) Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel fagosit untuk diambil pesannya oleh sel T helper melalui molekul MHC kelas II.
3) Pesan mengenai fragmen antigen kemudian dikirimkan oleh sel T helper kepada sel B.
Sel limfosit B akan membentuk kekebalan humoral dengan membelah diri. Macam-macam sel limfosit B:
1) Sel B plasma, mensekresikan antibodi.
2) Sel B memori, mengingat antigen spesifik yang pernah menyerang tubuh.
3) Sel B pembelah, menambah jumlah sel-sel limfosit B dari pembelahan.
Respon imun pada kekebalan humoral:
Macam-macam sel limfosit T:
E. Kekebalan Aktif dan Pasif
1. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dikembangkan oleh tubuh sendiri.
2. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang dibuat pada tubuh organisme lain.
3. Perbedaan kekebalan aktif dan pasif:
- Aglutinasi/presipitasi, penggumpalan antigen.
- Netralisasi/detoksifikasi, penetralan toksin yang dihasilkan antigen.
- Opsonisasi, penandaan patogen/sel terinfeksi oleh protein komplemen sebagai sinyal kimiawi.
- Fagositosis, penghancuran patogen/sel terinfeksi.
D. Kekebalan Didapati
Kekebalan didapati (acquired immunity) adalah kekebalan yang dibentuk tubuh setelah mengenali suatu antigen, dan melakukan respon imun spesifik dalam waktu lambat.
- Komponen-komponen kekebalan didapati dilakukan oleh sel-sel limfosit B (antibody- mediated immunity) dan sel-sel limfosit T (cell- mediated immunity).
- à Pembentukan kekebalan humoral (antibody- mediated immunity) dilakukan setelah respon imun non-spesifik berhasil dilakukan.
- Kekebalan humoral dibentuk dari pembentukan antibodi oleh sel limfosit B.
1) Fragmen antigen yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel fagosit.
2) Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel fagosit untuk diambil pesannya oleh sel T helper melalui molekul MHC kelas II.
3) Pesan mengenai fragmen antigen kemudian dikirimkan oleh sel T helper kepada sel B.
Sel limfosit B akan membentuk kekebalan humoral dengan membelah diri. Macam-macam sel limfosit B:
1) Sel B plasma, mensekresikan antibodi.
2) Sel B memori, mengingat antigen spesifik yang pernah menyerang tubuh.
3) Sel B pembelah, menambah jumlah sel-sel limfosit B dari pembelahan.
Respon imun pada kekebalan humoral:
- Respon imun primer Dilakukan dengan aktivasi sel B ke tempat yang terinfeksi, lalu membelah membentuk populasi (klon), dan mensekresikan antibodi bersama-sama, yang kemudian mati ketika infeksi berakhir.
- Respon imun sekunder Dilakukan sewaktu infeksi ulang dengan aktivasi satu sel B memori yang membentuk klon, dan mensekresikan antibodi spesifik bersama-sama.
- Pembentukan kekebalan diperantarai sel dilakukan jika respon imun non-spesifik gagal menahan antigen masuk ke tubuh.
- Kekebalan diperantarai sel dibentuk dari mekanisme penghancuran antigen oleh sel limfosit T.
- Antigen yang lolos dari sel fagosit akan difagositosis oleh sel-sel tubuh.
- Fragmen yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel-sel tubuh.
- Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel tubuh untuk diambil pesannya oleh sel T sitotoksik melalui molekul MHC kelas I.
- Sel limfosit T akan membentuk kekebalan diperantarai sel dengan melisis sel tubuh yang diserang sehingga mengalami apoptosis. Kekebalan ini tidak menghasilkan antibodi.
Macam-macam sel limfosit T:
- Sel T memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik apabila menyerang tubuh sewaktu-waktu.
- Sel T helper,
- Sel T killer (sitotoksik), melisis sel tubuh yang diserang antigen.
- Sel T supresor, menurunkan respon imun yang lebih dari cukup.
- Respon imun primer dan sekunder yang dilakukan limfosit T sama dengan cara yang dilakukan limfosit B, namun tidak menggunakan antibodi.
E. Kekebalan Aktif dan Pasif
1. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dikembangkan oleh tubuh sendiri.
2. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang dibuat pada tubuh organisme lain.
3. Perbedaan kekebalan aktif dan pasif:
4. Vaksinasi atau imunisasi adalah pemberian vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh.
5. Vaksin adalah antigen yang telah lemah atau hilang patogenitasnya dan dapat merangsang ingatan imunologis dan antibodi secara alami.
6. Vaksin dibuat dari:
F. Penggolongan Darah
- Penggolongan darah dapat didasarkan oleh:
- Aglutinogen adalah antigen yang menempel di permukaan eritrosit.
à Aglutinin adalah antibodi yang terdapat pada plasma darah yang akan bereaksi dengan aglutinogen yang berbeda dari aglutinogen yang terdapat pada darah. Hal ini akan menyebabkan aglutinasi.
- Golongan darah dalam sistem ABO
5. Vaksin adalah antigen yang telah lemah atau hilang patogenitasnya dan dapat merangsang ingatan imunologis dan antibodi secara alami.
6. Vaksin dibuat dari:
- Mikroorganisme yang dimatikan. Contoh: bakteri penyebab batuk rejan.
- Strain antigen yang dilemahkan. Contoh: virus Rubella yang dilemahkan, vaksin BCG, vaksin sabin.
- Strain antigen yang hilang patogenitasnya karena diisolasi. Contoh: virus influenza.
- Fragmen antigen yang direkayasa genetik. Contoh: penyisipan gen virus hepatitis B ke dalam plasmid bakteri yang selanjutnya menghasilkan antigen.
- Toksin antigen yang dimodifikasi. Contoh: vaksin dipteri dan tetanus.
F. Penggolongan Darah
- Penggolongan darah dapat didasarkan oleh:
- Sistem ABO, dipengaruhi faktor antigen dan antibodi darah.
- Sistem Rhesus, dipengaruhi faktor antigen protein Rhesus.
- Aglutinogen adalah antigen yang menempel di permukaan eritrosit.
à Aglutinin adalah antibodi yang terdapat pada plasma darah yang akan bereaksi dengan aglutinogen yang berbeda dari aglutinogen yang terdapat pada darah. Hal ini akan menyebabkan aglutinasi.
- Golongan darah dalam sistem ABO
- Cara penentuan golongan darah:
1) Jika darah ditetesi serum anti-a,
2) Jika darah ditetesi serum anti-b,
- Golongan darah sistem Rhesus
1) Jika darah ditetesi serum anti-a,
- Terjadi aglutinasi, golongan A/AB.
- Tidak terjadi aglutinasi, golongan B/O.
2) Jika darah ditetesi serum anti-b,
- Terjadi aglutinasi, golongan B/ AB.
- Tidak terjadi aglutinasi, golongan A/O.
- Golongan darah sistem Rhesus
- Tabel kecocokan golongan darah pada transfusi darah:
- Donor universal adalah golongan darah O karena dapat memberikan darahnya ke seluruh golongan darah.
- Resipien universal adalah golongan darah AB karena dapat menerima darah dari seluruh golongan darah.
- Pada kenyataannya, transfusi darah dari golongan darah berbeda sangat dihindari, karena menimbulkan resiko yang besar.
- Beberapa penyakit dan kelainan pada sistem imun manusia:
1) Alergi (hipersentivitas), yaitu respon imun tubuh berlebih terhadap alergen (benda asing dan antigen) baik yang membahayakan maupun tidak. Alergi di negara berkembang umumnya dipicu debu yang dihasilkan tungau, sedangkan di negara maju dipicu serbuk sari. Gejala yang ditimbulkan alergi misalnya ruam, hidung berlendir, mata berair dan bersin.
2) Anapylactic shock, yaitu alergi tingkat tinggi, dimana seluruh bagian tubuh mengalami inflamasi.
3) Defisiensi imun, yaitu tidak bekerja atau terganggunya salah satu atau seluruh komponen sistem imun. Contoh:
SCID (Severe Combined Immunodeficiency), adalah kegagalan imunitas humoral dan imunitas diperantarai sel untuk bekerja. AIDS (Acquired Immunodeficiency Virus), yaitu penyakit yang disebabkan oleh HIV yang menyerang sel T helper yang menurunkan kekebalan tubuh, sehingga rentan terkena penyakit.
4) Penyakit autoimun, yaitu gagalnya sistem imun membedakan antigen asing dengan antigen dalam tubuh.
Akibat dari penyakit autoimun adalah sistem imun menyerang tubuh sendiri.
Contoh penyakit autoimun:
- Eritematosus lupus sistemik atau lupus, menyerang organ-organ vital tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
- Arthritis rheumatoid, menyerang sendi yang diserang oleh bakteri.
- Multiple sclerosis, menyerang sistem saraf (selubung myelin pada sel saraf).
- Anemia pernisisus, menyerang sel-sel darah.
5) Penolakan transplantasi dikarenakan tubuh menganggap organ transplantasi sebagai benda asing atau antigen.
Agar tubuh dapat menerima transplantasi, biasanya pasien diberikan imunosupresan untuk menekan sistem imun sementara.
6) Erithroblastosis fetalis, yaitu kelainan yang muncul akibat perkawinan suami-istri beda Rhesus (istri dengan Rhesus –), biasanya terjadi pada kehamilan setelah kehamilan bayi dengan Rhesus +.
- Resipien universal adalah golongan darah AB karena dapat menerima darah dari seluruh golongan darah.
- Pada kenyataannya, transfusi darah dari golongan darah berbeda sangat dihindari, karena menimbulkan resiko yang besar.
- Beberapa penyakit dan kelainan pada sistem imun manusia:
1) Alergi (hipersentivitas), yaitu respon imun tubuh berlebih terhadap alergen (benda asing dan antigen) baik yang membahayakan maupun tidak. Alergi di negara berkembang umumnya dipicu debu yang dihasilkan tungau, sedangkan di negara maju dipicu serbuk sari. Gejala yang ditimbulkan alergi misalnya ruam, hidung berlendir, mata berair dan bersin.
2) Anapylactic shock, yaitu alergi tingkat tinggi, dimana seluruh bagian tubuh mengalami inflamasi.
3) Defisiensi imun, yaitu tidak bekerja atau terganggunya salah satu atau seluruh komponen sistem imun. Contoh:
SCID (Severe Combined Immunodeficiency), adalah kegagalan imunitas humoral dan imunitas diperantarai sel untuk bekerja. AIDS (Acquired Immunodeficiency Virus), yaitu penyakit yang disebabkan oleh HIV yang menyerang sel T helper yang menurunkan kekebalan tubuh, sehingga rentan terkena penyakit.
4) Penyakit autoimun, yaitu gagalnya sistem imun membedakan antigen asing dengan antigen dalam tubuh.
Akibat dari penyakit autoimun adalah sistem imun menyerang tubuh sendiri.
Contoh penyakit autoimun:
- Eritematosus lupus sistemik atau lupus, menyerang organ-organ vital tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
- Arthritis rheumatoid, menyerang sendi yang diserang oleh bakteri.
- Multiple sclerosis, menyerang sistem saraf (selubung myelin pada sel saraf).
- Anemia pernisisus, menyerang sel-sel darah.
5) Penolakan transplantasi dikarenakan tubuh menganggap organ transplantasi sebagai benda asing atau antigen.
Agar tubuh dapat menerima transplantasi, biasanya pasien diberikan imunosupresan untuk menekan sistem imun sementara.
6) Erithroblastosis fetalis, yaitu kelainan yang muncul akibat perkawinan suami-istri beda Rhesus (istri dengan Rhesus –), biasanya terjadi pada kehamilan setelah kehamilan bayi dengan Rhesus +.